Pandemi Covid-19 membuat dunia seperti dijungkir balikkan, di dunia pendidikan kelas-kelas di sekolah atau di universitas ditutup dan dilaksanakan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) memaksa orang tua menjadi guru, demikian pula guru dan dosen harus inovatif dan berkreasi menggunakan media audio visual agar lebih menarik siswa maupun mahasiswa.
Program Director lembaga nirlaba dokumenter In-Docs Amelia Hapsari BSc MA menyatakan, menjadi guru itu memang sulit. Kalau jadi guru harus membekali diri ilmu pendidikan dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seseorang tidak bisa belajar kalau tugasnya terlalu sulit atau terlalu mudah.
Siswa atau mahasiswa terlebih dahulu diberi fondasi-fondasinya harus kuat, fondasinya berfikir kritis, keingintahuannya tinggi, mempunyai keinginan bereksprementasi, keinginan berekspresi. Ia menceritakan, seringkali mengikuti workshop film dan tidak diberikan fondasi-fondasi tersebut.
“Kalau pembelajar atau guru ingin mempunyai audience, harus memiliki sesuatu yang ditawarkan kepada mereka. Bersaing dengan cara-cara lain, pesan-pesan lain, cara berekspresi yang lain di mana dunia online saingannya semakin banyak,” kata Amelia yang merupakan peraih Piala Citra untuk kategori film dokumenter pendek terbaik pada 2018, saat menjadi Keynote Speaker Konowledge Festival 2020 Unika Soegijapranata, Rabu (19/8).
Selain seorang guru lanjut dia, sejak awal harus memberi tahu belajar adalah sebuah perjalanan dan siswa atau mahasiswa jika ingin ikut di dalamnya harus aktif. Menurut dia, orang terkadang suka berfikir ikut kelas langsung mendapat pengetahuan seperti halnya wahyu dan kemudian menjadi digdaya.
“Mitos-mitos seperti itu harus dipotong dari awal. Pembelajaran membutuhkan usaha dari siswa atau mahasiswa dan segala sesuatu tidak ada yang tidak bisa dicapai. Pembelajaran tidak akan berhasil jika siswanya tidak berusaha dan itu harus diberitahu sejak awal,” tutur Amelia.
Mahasiswa atau siswa, jika tidak terlibat di dalamnya tidak akan berpengaruh pada dosen atau guru. Kesadaran mereka sambung Amelia, perlu dibangun agar ikut aktif di dalamnya karena mereka akan rugi mengingat waktu pembelajaran sangat pendek dan jika sudah berlalu akan hilang, selain sudah mengeluarkan biaya untuk aktivitas tersebut.
Ketua Panitia Knowledge Festival 2020 Eny Trimeiningrum SE MSi menyatakan, kegiatan yang diselenggarkannya merupakan rutin dua tahunan dan merupakan yang ketiga kalinya. Kali ini mengambil tema “Borderless Classroom: Best Practices of Virtual Learning” yang diselenggarakan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Unika Soegijapranata.