Meningkatnya angka penggunaan sepeda diikuti dengan pembangunan infrastruktur yang membuat pesepeda aman dan nyaman
Popularitas sepeda di tengah masa pandemi covid-19 meningkat tajam di Indonesia. Ternyata, hal serupa juga terjadi di luar negeri. Meski sudah lebih familiar dengan sepeda, kekhawatiran menggunakan transportasi umum membuat pamor sepeda meroket.
Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata menjabarkan 61% masyarakat Inggris takut menggunakan angkutan umum. Alhasil, penjualan sepeda meroket 200% dari yang sebelumnya 20-30 pesanan per minggu menjadi 50 sepeda per hari.
“Beberapa kota di Inggris membuat jalur sepeda nonpermanen dengan mengambil sebagian ruang kendaraan bermotor menjadi ruang bagi pejalan kaki dan pesepeda,” kata Djoko yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat melalui laporan tertulis, Senin (19/10).
Di Philadelphia, pengguna sepeda meningkat hingga 150%. Beberapa ruas jalan untuk kendaraan bermotor diubah menjadi jalur sementara bagi pesepeda dan pejalan kaki. Kota yang paling banyak menutup jalan untuk jalur sepeda dan pejalan kaki adalah kota Oakland, California.
Djoko mengatakan, sebanyak 85% orang Amerika menganggap bersepeda sebagai moda transportasi yang lebih aman dibandingkan dengan transportasi umum saat social distancing. Meningkatnya angka penggunaan sepeda diikuti dengan pembangunan infrastruktur yang membuat pesepeda aman dan nyaman.
Bogotá, Kolombia menambah jaringan sepeda sepanjang 22 mil. Proyek percontohan NUMO (New Urban Mobility Operator) melakukan kegiatan meminjamkan e-sepeda kepada pekerja perawatan kesehatan. Sementara, Philadelphia menanggapi petisi publik untuk menutup segmen jalan besar sepanjang 4,4 mil agar pesepeda dan pejalan kaki memiliki lebih banyak ruang.
Mexico City juga mengusulkan rencana untuk 80 mil infrastruktur sepeda sementara untuk mengurangi risiko penggunaan transportasi umum dan memfasilitasi mobilitas di megalopolis lebih dari 21 juta orang.
“Berlin baru-baru ini menerapkan jalur sepeda sementara 1 mil di sepanjang jalan utama dan memiliki rencana untuk memperluas infrastruktur pop-up, bersama dengan 133 kota Jerman lainnya,” tambah Djoko.
Oakland, Minneapolis, Denver, Louisville, Vancouver dan Calgary telah menerapkan tindakan serupa. Hal-hal ini dilakukan agar pesepeda aman dari risiko kecelakaan. Di New York, jumlah kasus kecelakaan meningkat hingga 43% selama pandemi corona.
Peningkatan kecelakaan pengendara sepeda terjadi karena lonjakan pesepeda baru belum didukung oleh infrastruktur yang baik bagi pesepeda. Faktanya, kata Djoko, 10 dari 28 pesepeda yang tewas di jalan-jalan New York City tertabrak oleh pengemudi kendaraan bermotor. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia.
“Antusiasme masyarakat sudah cukup tinggi untuk bersepeda, tinggal bagaimana pemerintah memanfaatkan momentum ini menjadi peluang menata transportasi bersepeda dalam segala hal.” Kata Djoko yang melakukan penelitian bersama Anastasia Yulianti, peneliti Laboratorium Transportasi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Anggota MTI Jawa Tengah.
►https://www.validnews.id/Tak-Cuma-Indonesia–Penggunaan-Sepeda-di-Luar-Negeri-Juga-Meroket-sNg