Bersamaan dengan munculnya pandemi covid-19 yang kita belum tahu sampai kapan akan berakhirnya, tampaknya membawa dampak yang luas pada kehidupan manusia dan lingkungannya.
Salah satunya yang mengulik masalah dampak terhadap lingkungan tersebut adalah Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan (PDIL) Unika Soegijapranata, yang pada Kamis lalu (15/10) telah meyelenggarakan webinar seri yang kesatu dengan tema “Air dan Covid-19” yang disampaikan oleh salah satu pakar di Unika Soegijapranata, yaitu Dr Ir Joko Suwarno MSi yang juga masih menekuni sebagai pengajar di Fakultas Teknik dan PDIL Unika Soegijapranata.
Acara yang dipandu oleh moderator Constantinus SPi SPsi MM MM MPSi Psikolog sebagai salah seorang mahasiswa PDIL, serasa membuat waktu berjalan cepat, karena topik yang dibahas sangat menarik untuk didiskusikan walau melalui media virtual zoom.
Dalam paparannya, Dr Joko Suwarno menyampaikan adanya kemungkinan pencemaran air akibat dari penggunaan air dengan menggunakan sabun di masa pandemi covid-19 yang melebihi batas dari biasanya, baik untuk rumah tangga maupun fasilitas umum.
“Berdasarkan pengamatan saya di suatu daerah tertentu, tampak adanya peningkatan sisa chlorine dalam kandungan air di perairannya, yang saat ini masih dicoba untuk diteliti lebih lanjut. Namun pada dasarnya ada peningkatan yang melebihi batas ambang, sehingga apabila tidak segera ditanggulangi atau dicari cara untuk mengatasi perubahan tersebut, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak serius untuk lingkungan air di perairan sekitarnya,” jelas Dr Joko.
Tidak hanya masalah lingkungan air saja, tetapi apabila perairan yang menjadi tempat habitat laut hidup mengalami pencemaran maka dampaknya lambat laun akan berakibat ke manusia juga, salah satunya karena konsumsi ikan oleh masyarakat. Ditambah lagi jika kita tidak bisa mengontrol pemakaian air, maka dikhawatirkan juga akan menimbulkan kelangkaan air bersih.
Maka perlu dipikirkan langkah-langkah yang sederhana dan antisipatif untuk mengurangi pencemaran tersebut, seperti misalnya penggunaan kran yang mengalirkan air saat mencuci tangan dengan sabun tidak dimaksimalkan, sehingga debit air yang mengalir agak berkurang, dan mengurangi penggunaan limbah cair yang akan dibuang, lanjutnya.
Kemudian bisa juga menggunakan otomatisasi kran air sehingga penggunaan kran air akan standar dan hemat, sehingga air tidak terlalu banyak terbuang namun tetap mengalir. Untuk hal ini, diharapkan bisa dilakukan di tempat fasilitas umum.
Yang perlu diketahui juga, bahwa pemerintah melalui departemen-departemen tertentu juga sudah menerbitkan SOP-SOP untuk menangani limbah cair tersebut, tutupnya. (FAS)
Internship Fair FIKOM SCU: Jembatan Mahasiswa Menuju Dunia Industri
Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Soegijapranata Catholic University (SCU) secara rutin