Kelompok mahasiswa KKN 61 – 65 PANDEMIKA II Unika Soegijapranata, dengan dosen pembimbing lapangan Dr Ir Djoko Suwarno MSi bekerjasama Lembaga Pendamping Usaha Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) yang dipimpin oleh Caecilia Isti Sumiwi SH, selama satu bulan dimulai dari tanggal 18 November 2020 sampai dengan tanggal 17 Desember 2020 telah mendampingi lima kelompok yang terdiri dari empat UMKM dan satu KSM masyarakat Tambaklorok, Kecamatan Tanjung Mas, Kota Semarang.
Upaya yang dilakukan oleh mahasiswa KKN PANDEMIKA II ini bertujuan untuk meningkatkan usaha bidang pembuatan bahan olahan berupa krupuk udang, kerupuk rebon, telor asin, dan pembuatan kerajinan tangan berupa cindera mata berbahan baku kaleng bekas serta manajemen pengelolaan usaha pelayanan kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK) berbasis biogas.
Seperti yang disampaikan oleh dosen pembimbing lapangan Dr Djoko Suwarno terkait usaha para mahasiswa yang memberikan pendampingan terhadap UMKM dan KSM selama satu bulan, diharapkan dalam batas waktu tersebut bisa menjawab kebutuhan dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yang didampingi.
“Usaha peningkatan perekonomian masyarakat Tambaklorok dilakukan melalui pendidikan tentang peningkatan usaha olahan dan kerajinan tangan mulai dari cita rasa, kemasan, pembukuan, design kerajinan hingga pemasaran online. Demikian juga pengelolaan usaha layanan kebutuhan pokok masyarakat yaitu mandi dan kakus,” papar Dr Djoko Suwarno.
Pengelolaan MCK di musim penghujan dan rob semakin dibutuhkan warga Tambaklorok baik yang memiliki kloset maupun yang belum memiliki kloset pribadi.
Hal tersebut dikarenakan sistem kloset septic tank tidak berfungsi akibat rob atau banjir. MCK komunal berbasis biogas mampu menghasilkan gas untuk memasak (pengganti gas LPG) dan juga menghasilkan pupuk padat dan cair organik yang dapat dipergunakan untuk menyuburkan tanaman sayur.
“Pemahaman tinja hasil buang manusia air besar bukan sebagai limbah semata yang harus segera dibuang jauh-jauh apalagi dengan sistem pembuangan sembarangan (di sungai dll), melainkan tinja masih bermanfaat sebagai energi terbarukan bila dilakukan pengolahan yang benar dan tepat,” lanjutnya.
Mengingat gas hasil tinja merupakan salah satu dari gas rumah kaca (GRK) bila tidak dibakar. GRK ini telah meningkatkan pemanasan global yang mengakibatkan pencairan es di kutub utara dan selatan. Muka air laut yang meningkat telah menyebabkan terjadinya genangan atau rob di wilayah Tambaklorok, tutupnya. (FAS)
Gelar Wicara Kemanusiaan dan Kebudayaan SCU; Menghidupkan Kembali Warisan Nilai Prof. Dr. M. Sastrapratedja, SJ
Soegijapranata Catholic University (SCU) menggelar Gelar Wicara di Theater Thomas