Pandemi Covid-19 bukan hanya mengubah berbagai kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, tetapi juga memunculkan kenyataan bahwa mahasiswa-mahasiswa yang bisa menyelesaikan studi di tengah kondisi yang tidak mudah adalah sosok-sosok pemenang. Mereka bukan hanya beradaptasi dengan perubahan moda pembelajaran dari luring menjadi daring, tetapi juga berhasil menuntaskan semua syarat kuliahnya sampai dengan tugas akhir dengan mekanisme yang berbeda dengan sebelumnya.
Mereka juga masih harus berjuang untuk melawan pandangan negatif terkait dengan kualitas pembelajaran di era pandemi melalui pembuktian keahlian yang diperolehnya selama proses pembelajaran, baik saat pandemi maupun sebelum pandemi. Apabila penjaminan mutu perguruan tinggi tetap berjalan dengan baik selama proses pembelajaran di era pandemi, tentunya akan banyak membantu lulusannya dalam menjawab tantangan tersebut.
Adaptasi secara cepat selama masa pandemi oleh kampus maupun mahasiswanya menjadi modal dalam menghadapi masa depan yang juga berubah dengan cepat. Dibutuhkan kelincahan dalam beradaptasi dan ketangguhan dalam menghadapi hal-hal baru maupun ketidakpastian yang berkepanjangan.
Dalam buku Grit yang ditulis oleh Angela Duckworth (2016), kemauan yang kuat dan ketangguhan dalam jangka panjang merupakan modal besar untuk meraih keberhasilan dan menghadapi perubahan.
Dalam kondisi seperti ini, kampus juga harus bisa menghadirkan berbagai terobosan agar mampu secara lincah melayani mahasiswa melalui platform-platform baru. Masa depan yang sudah dicita-citakan oleh setiap pribadi tidak boleh terhambat meskipun wabah Covid-19 belum kunjung usai.
Hanya saja, berbagai terobosan tersebut umumnya bisa dihadirkan ketika kampus sudah berhasil beradaptasi pada hal yang paling mendasar. Jika tidak, permasalahan dalam penyampaian konten pembelajaran akan tetap menghambat.
Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata sejak 2009 mulai mengembangkan platform e-learning yang akhirnya dapat digunakan secara masif dan massal ketika pandemi dimulai pada pertengahan Maret 2020. Berbagai platform baru juga dikembangkan terkait dengan bimbingan dan ujian tugas akhir secara digital, kuliah kerja nyata secara daring, magang kerja dari jarak jauh (remote), sampai dengan wisuda secara virtual, untuk menjembatani kebutuhan mahasiswa dalam penyelesaian studi.
Pada Juli 2020, Unika Soegijapranata merayakan keberhasilan mereka dalam bentuk wisuda virtual dengan menggunakan teknologi Face Tracking Animation yang pertama kali di Indonesia. Lulusan tampak nyata diwisuda meskipun sebetulnya secara fisik tidak pernah ada.
Selanjutnya pada September 2020, wisudawan diajak terlibat dalam prosesi wisuda dengan menggunakan teknologi Augmented Reality pada saat pemindahan tali toga. Hal ini semakin menegaskan keberadaan mereka sebagai generasi yang menembus batas fisik dan digital. Sebuah keniscayaan yang dibutuhkan di masa sekarang dan akan datang.
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/370214/lulusan-era-pandemi-sang-penembus-batas
berita serupa:
https://headtopics.com/id/lulusan-era-pandemi-sang-penembus-batas-17543941
https://today.line.me/id/article/Lulusan+Era+Pandemi+Sang+Penembus+Batas-LyxJyM