Oleh: Prof Dr Andreas Lako, Guru Besar Akuntansi; Ketua Program Doktor Ilmu Lingkungan (PDIL) Unika Soegijapranata Semarang.
”EVERYTHING happens for a reason”. Demikian ajaran klasik dari filsufAristoteles. Ajaran itu menyatakan segala sesuatu yang terjadi dalam realitas kehidupan manusia, baik halhal buruk maupun yang baik, adalah untuk suatu alasan.
Menurut Aristoteles, alam semesta ini terus berubah dan berkembang. Apa yang terjadi pada hari ini, tidak akan pernah sama dengan besok. Namun segala yang terjadi pada hari ini, pada hakikatnya memiliki suatu tujuan yang akan mengubah diri seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi dirinya yang sekarang atau besok.
Ajaran Aristoteles itu kiranya tepat sekali untuk menggambarkan realitas wabah virus korona (Covid- 19) yang melanda dunia dan Indonesia pada 2020 dan hingga saat ini. Akibat terpapar Covid-19, hingga akhir Desember 2020 sekitar 1,83 juta orang (2,2%) di dunia meninggal. Di Indonesia, ada 21.138 orang (3%) meninggal dunia. Sementara di Jateng, berdasarkan data Pemprov Jateng pada 31 Desember 2020, jumlah orang yang terpapar Covid-19 ada 93.030 orang. Dari jumlah itu, 77.136 orang (85,7%) bisa sembuh, dan 5.729 meninggal (6,4%).
Selain juga telah menghabiskan dana APBN 2020 sekitar Rp 600 triliun untuk penanggulangannya, terjadinya Covid-19 juga telah menyebabkan aktivitas sosial dan perekonomian masyarakat dan dunia usaha anjlok. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi nasional selama Januari- September 2020 minus 2,03 persen. Sementara untuk Jateng, kinerja ekonominya minus 2,48 persen.
Namun, dibalik berbagai dampak negatif dan kerugian besar yang dialami masyarakat, dunia usaha, dan negara, wabah Covid-19 ternyata juga telah menghasilkan banyak hikmah, pelajaran hidup, dan berkah (benefits) dari sisi kesehatan, sosial, ekonomi dankeuangan, lingkungan, politik, tata kelola, dan lainnya. Berkat Covid-19, bermuncullah berbagai temuan, kreasi, atau inovasi baru yang memiliki nilai tambah ekonomi dalam bidang kesehatan, teknolologi infomasi dan komunikasi, relasi sosial, ekonomi dan bisnis, tata kelola pemerintahan dan tata kelola korporasi, dan masih banyak lagi.
Misalnya, dalam bidang ekonomi dan bisnis. Akibat lockdown yang dilakukan banyak negara, pemerintah dan para pelaku bisnis Indonesia (termasuk Jateng) mulai aktif melakukan beragam kreasi, agar tidak terlalu bergantung pada produk-produk impor dari satu negara tertentu.
Selama 2020, pemerintah juga telah melakukan banyak reformasi dan inovasi pada tata kelola ekonomi dan keuangan. Terjadinya Covid-19 juga telah memacu pemerintah, pelaku usaha, rumah tangga, institusi, dan para individu melakukan restrukturisasi dan refocusing, serta inovasi pada tata kelola keuangannya. Itu sebabnya, walaupun defisit APBN/- APBD dan posisi keuangan kian membengkak dan pertumbuhan ekonominya minus, namun kehidupan negara, dunia usaha, dan masyarakat masih berjalan baik. Walaupun keadaan ekonominya makin sulit, dunia usaha dan masyarakat masih bisa bertahan hidup dan mulai mampu mengelola hidupnya dalam kondisi krisis keuangan (financial distress). Hal itu berkat kreasi-kreasi inovatif yang dilakukan.
Banyak Hikmah
Singkatnya, di balik hal-hal buruk yang terjadi, peristiwa wabah Covid-19 juga telah mendatangkan banyak hikmah, pelajaran kehidupan, dan berkah bagi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Selain ada banyak hikmah dan pelajaran kehidupan, lahir berbagai terobosan atau inovasi baru dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga membuat roda kehidupan bangsa/negara, dunia usaha, dan masyarakat tetap berjalan.
Misalnya, terobosan berkaitan dengan pengelolaan ekonomi negara saat krisis multidimensi. Ketika kondisi perekonomian makin terpuruk akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh banyak daerah selama Maret-Mei 2020, pada akhir Mei 2020 Presiden Jokowi mengajak masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah daerah untuk berdamai dengan Covid-19 dan menerapkan New Normal.
Ajakan itu, walau di satu sisi memicu ledakan kenaikan kasus Covid-19 Gelombang II selama Juni-Desember 2020, namun di sisi lain efektif memulihkan kondisi perekonomian. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada Triwulan II 2020 minus 4,2 persen, pada Triwulan III 2020 bisa bertumbuh 5,1 persen (Q to Q). Sementara untuk Jateng, ekonominya bertumbuh dari minus 5,2 persen menjadi 4,7 persen. Pada Triwulan IV 2020, pertumbuhan ekonomi diyakini akan makin tinggi.
”Everything happens for a good reason”. Segala sesuatu yang terjadi adalah untuk suatu alasan yang baik.
Barangkali itulah kata-kata bijak yang tepat untuk melukiskan realitas bencana Covid-19 yang melilit Indonesia sejak Maret 2020 hingga saat ini. Di balik musibah itu, ternyata ada banyak hikmah dan berkah buat bangsa Indonesia. Muncul pelajaranpelajaran baru yang dipelajari (leasons learned) di balik musibah Covid-19. Pelajaran tersebut efektif mencerdaskan pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk segera berubah (transformasi) ke arah yang lebih baik, agar bisa bertahan hidup. Muncul berbagai terobosan atau inovasi- inovasi baru dalam berbagai aspek kehidupan yang dilakukan pemerintah, dunia usaha, rumah tangga, dan masyarakat dalam merespons belitan Covid-19 dan dampakdampak negatifnya.
Hikmah, pelajaran, dan berkah tersebut tampaknya akan menjadi modal dasar dan aset terpenting bagi bangsa Indonesia dalam menapak dan mengarungi tahun 2021 ini. Penulis optimistis, tahun baru 2021 ini kondisi Indonesia, khususnya Jateng, akan jauh lebih baik dibandingkan dengan 2020. Adanya vaksin Covid-19 dan vaksinaasi gratis terhadap dokter dan tenaga medis, pelaku usaha dan masyarakat tentu saja juga memberi sinyal positif dan optimisme baru bahwa kinerja perekonomian nasional dan Jateng akan cerah, pulih, dan bertumbuh tinggi.
Dari sisi permintaan ekonomi (demand side), kinerja konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor-impor yang bertumbuh minus pada 2020 diproyeksikan akan pulih dan bertumbuh positif pada 2021. Demikian pula dari sisi penawaran ekonomi (supply side). Tujuh belas sektor usaha yang selama tahun 2020 kinerjanya memburuk, pada 2021 kinerjanya diperkirakan akan membaik.
Secara umum, Pemerintah Pusat memprediksi ekonomi Indonesia pada 2021 akan bertumbuh 5 persen. Sementara Pemprov Jateng memproyeksikan ekonomi Jateng pada 2021 akan bertumbuh pada kisaran 3,8 ñ 4,8 persen. Saya sepakat dengan prediksi yang moderat itu.
Namun, mencermati tren lingkungan dan komitmen pemerintah, saya justru lebih optimistis. Sangat mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya Jateng, pada 2021 akan bertumbuh lebih tinggi dari yang diprediksikan pemerintah. Selain didukung oleh modal dasar seperti disebutkan di atas dan lingkungan internal yang kian pulih, faktor-faktor pendukung dari lingkungan makro yang sedang bergerak menuju pemulihan juga memperkuat optimisme tersebut. (37)
Sumber: Suara Merdeka 8 Januari 2021 hal. 4
https://www.suaramerdeka.com/news/opini/251655-optimisme-ekonomi-2021