Unika Soegjipranata di Kota Semarang, Jawa Tengah dalam pekan ini mengGelar Rapid Test Antigen bagi seluruh dosen dan tenaga kependidikan (tendik). Tes itu berlangsung selama tiga hari berturut dan diikuti 412 orang warga Unika. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona pasca libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru)
Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Unika Soegijapranata, Dr Theresia Dwi Hastuti mengatakan Kebijakan tersebut ditempuh setelah sebelumnya pihak universitas bersama tim satgas tanggap covid-19 telah berkoordinasi untuk mengantisipasi dan memberikan keamanan, kesehatan serta kenyamanan kerja di lingkungan kampus Unika.
“Selama kita liburan, kita juga tidak tahu para Dosen dan Tendik ini perginya kemana saja dan interaksinya dengan siapa saja, maka kita ingin menjamin bahwa setiap orang yang masuk ke kampus ini merasa nyaman dan aman, serta kampus tidak menjadi tempat penyebaran covid, sehingga antisipasinya ketika kita masuk pertama kali, kita melakukan rapid test antigen,” jelas Dr Theresia, Sabtu (9/1/2021) pagi
Ia berharap, pasca tiga hari pelaksanaan tes, pihaknya bisa mendapatkan laporan hasil tes. Dari hasil tes itu, nantinya pihaknya akan menindaklanjuti sesuai protokol kesehatan
"Hasilnya akan kami tindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan Klinik Pratama BPJS Ibu Teresa Unika Soegijapranata, Klinik Sandjaja, Fakultas Kedokteran dan pihak Puskemas setempat," jelasnya. Anggota tim Satgas Tanggap Covid-19 Unika Soegijapranata dr Gregorius Yoga Panji Asmara SH MH CLA menjelaskan perlunya test screening covid-19 sebagai respon universitas terhadap pencegahan dan pengendalian corona di lingkungan kerja.
“Kegiatan test screening covid-19 ini dilakukan, karena adanya kepedulian universitas dan bagaimana universitas benar-benar hadir untuk menjaga keselamatan para Dosen dan Tendik. Artinya untuk nanti para Dosen dan Tendik bisa bekerja dengan aman dan merasa nyaman, ” jelas dr Gregorius.
Apalagi menurutnya rapid test antigen ini sudah mulai diadopsi oleh WHO sebagai penegakan diagnosis terkait covid-19, walaupun golden diagnosis atau standard diagnosis itu adalah PCR (polymerase chain reaction), tetapi harapannya
"Dengan rapid antigen ini setidaknya bisa menjadi screening kesehatan juga," tandasnya