Dalam masa pandemi Covid-19, perayaan HUT ke-71 Suara Merdeka dirayakan dengan sederhana yang dilakukan melalui zoom meeting bersama Komisaris Utama Suara Merdeka, Ir Budi Santoso, CEO Suara Merdeka Network, Kukrit SW serta direksi dan redaksi dan wartawan.
Syukuran HUT Ke-71 Suara Merdeka diawali dengan salat Dhuha dan dilanjutkan sujud syukur di Kantor Redaksi Suara Merdeka Jalan Kawi Raya No 20 Semarang.
Komisaris utama Suara Merdeka, Ir Budi Santoso dalam zoom meeting menceritakan sejarah dan awal ditugaskan memimpin Suara Merdeka dan merubah menjadi koran Jawa Tengah semakin besar dan maju.
Budi Santoso juga mengungkapkan dengan adanya pandemi Covid-19 ini dituntut untuk mengubah strategi agar tetap bisa bertahan.
"Jadi kesimpulan selalu seperti teratai saat air turun juga ikut turun dan kalau air naik ikut naik dengan melakukan beberapa strategi," katanya.
Sementara itu CEO Suara Merdeka Network, Kukrit SW mengungkapkan di HUT Ke-71 Suara Merdeka mengambil tagline Kolaborasi dan Adaptasi karena di masa pandemi Covid-19 mau tidak mau dan harus secara cepat berkolaborasi dan adaptasi.
Kolaborasi jelas Kukrit, adalah bekerja sama dengan semua pihak untuk tetap bisa bertahan. Sedangkan adaptasi adalah bagaimana bisnis koran bisa tetap bertahan di tengah pandemi dengan strategi kreatif.
Kukrit menegaskan kuncinya untuk bertahan adalah bagaimana Suara Merdeka terus menjadi bagian dari semua komponen masyarakat.
"Suara Merdeka harus benar-benar menjadi komponen masyarakat. Dan Suara Merdeka ini sekarang sudah menjadi media yang komplit. Tinggal bagaimana menyetirnya untuk bisa berjalan baik," ucapnya.
Rektor Unika Soegijapranata, Prof Ridwan Sanjaya yang hadir dalam zoom juga memberikan pandangannya tentang Suara Merdeka. Menurutnya satu persatu surat kabar nasional mulai berguguran, namun Suara Merdeka membuktikan tetap bertahan.
Prof Ridwan menjelaskan saat ini media massa mengalami perubahan preferensi yang beralih ke digital dan koran hanya sekitat 1,7 persen. 95 persen responden terhubung dengan internet setiap hari melalui smartphone. Sehingga Suara Merdeka harus mau tidak mau mengikutinya dengan mengkolaborasikan antara digital dan konvensional.
"Ketika kita diminta berubah sekarang memang sungguh sulit. Namun ketika kita diminta berubah pada saat tidak ada pilihan lain akan jauh lebih sulit," jelasnya.
Ia pun menuturkan tidak ada rumus paling mujarab yaitu terus bergerak yang menjadi solusi dengan ide kreatif dan inovatif.