Komitmen mulia meningkatkan status kesehatan penduduk, telah mendorong Fakultas Kedokteran (FK) Unika Soegijapranata mulai menjajaki pulau sabana di belahan selatan bumi Flobamora Nusa Tenggara Timur (NTT) yang baru saja terkena banjir akibat badai.
“Tiga hari setelah badai Seroja yang meluluhlantahkan sebagian besar wilayah NTT, kami dari tim ekspedisi FK Unika selama empat hari, melakukan observasi dan operational research terkait kondisi riil pelayanan kesehatan di Kabupaten Sumba Tengah,” ujar Ketua tim ekspidisi FK Unika dr Indra Adi Susianto MSi Med SpoG saat dimintai keterangan usai evaluasi pelaksanaan ekspedisi FK Unika, pada Senin (10/5) di ruang kerjanya.
Sumba Tengah adalah kabupaten pemekaran di Provinsi NTT dengan pusat pemerintahan di Kota Waebakul. Dengan luas wilayah 1.868.740 km2, kabupaten ini menampung penduduk sebanyak 68.515 jiwa dengan densitas sekitar 36,66 jiwa/km2 yang memiliki iklim sabana tropis, dimana merupakan wilayah yang tergolong kering dengan curah hujan sangat rendah sehingga dikenal sebagai wilayah yang kering dan gersang.
Kunjungan kali ini, berfokus pada service delivery kesehatan dasar di Puskesmas. Tim yang dipimpin langsung oleh Dekan FK Unika Soegijapranata ini merupakan bagian dari program rapid assessment kesehatan dasar di wilayah DTPK.
Dari sisi fasilitas, kabupaten ini memiliki delapan Puskesmas, dan hanya terdapat dua Puskesmas perawatan (inpatient). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan setempat untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal di bidang kesehatan.
Pada tahun 2020, dari 2.058 kasus kehamilan, terdapat 36% dari total kasus masih belum mendapatkan perawatan di fasyankes yang memadai, sehingga terdapat 281 kasus komplikasi neonatal dan 363 komplikasi akibat persalinan, terangnya.
Komplikasi Ibu Hamil dan Penanganan Neonatal
Hasil analisis tim FK Unika di lapangan, menemukan bahwa selain masalah kondisi geografis dan akses ke fasilitas yang sulit, sensitifitas dan kemampuan SDM kesehatan untuk mendeteksi secara dini komplikasi yang akan terjadi pada ibu hamil dan penanganan neonatal masih menjadi persoalan penting di kabupaten tersebut.
“Meskipun pemerintah daerah setempat telah mengalokasikan dana kurang lebih 69 miliar untuk sektor kesehatan, tetapi masih diperlukan kontribusi riil secara keilmuan dari akademisi dan konsultan kesehatan untuk meningkatkan ketrampilan dan skill para tenaga kesehatan dalam penanganan masalah KIA secara komprehensif sesuai dengan ketersediaan peralatan dan perlengkapan yang sudah disediakan oleh pemda setempat,” jelas dr Indra.
Guna mendukung penguataan sistem kesehatan daerah dari aspek SDM, maka FK UNIKA Soegijapranta telah menyiapkan skema pendampingan khusus untuk penguatan sistem layanan kesehatan di daerah DTPK, ujar Perigrinus Hermin Sebong MPH selaku dosen FK Unika.
FK Unika, mempunyai misi khusus berupa technical assistant untuk seluruh tenaga kesehatan baik di level primary care maupun di level rumah sakit. Kegiatan ini dikemas dalam inovasi coaching clinic yang merupakan tindak lanjut hubungan kemitraan antara FK Unika dengan Pemda setempat melalui proses kreatif untuk mewujudkan kapabilitas personal dan profesionalisme tenaga kesehatan, pungkasnya.
By : Indra & Peryn
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi