Kondisi pandemi yang tengah berlangsung hingga saat ini, membuat Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata merasa prihatin dengan dunia pendidikan.
Di mana konsep pembelajaran yang ada, hanya dapat dilangsungkan secara daring dan bukan tatap muka seperti dulu.
Hal tersebut ternyata menghasilkan sejumlah problem yang tidak hanya dialami oleh para guru dan siswanya, namun juga orangtua dari siswa tersebut.
Sebuah Talkhsow rencananya akan digelar Unika mengangkat permasalahan tersebut. Merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-37 Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-37 Fakultas Psikologi Unika, Dr Ferdinand Hindiarto, mengatakan, pada tahun ini tema Dies Natalis yang dipilih yaitu ”Kearifan Lokal Sebagai Kekuatan Kolektif dalam Menghadapi Masa Transisi”.
Pemilihan tema itu dilaksanakan, mengingat situasi pandemi yang penuh dengan ketidakpastian sehingga menimbulkan berbagai reaksi manusia.
Seperti kecemasan, rasa takut, namun juga harapan dan optimisme. Ini juga dirasakan dunia pendidikan yang harus mengalami perubahan paradigma belajar, yang mengharuskan dilakukan secara daring.
Sebuah survei kecil realitas terlebih dulu dilaksanakan, sebelum mengangkat Talkshow bertema ”Siapkah Kita Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka?”, rencannaya akan diadakan pada Sabtu (19/6).
”Kenyataan bahwa para orang tua mulai kelelahan, tidak hanya dalam menyediakan kuota untuk pembelajaran daring, namun juga mendampingi anaknya selama pembelajaran jarak jauh.”
“Mulai dari tingkat SD hingga SMA. Kelelahan ini terjadi karena selain mendampingi, mereka pun masih harus bekerja dalam aktivitas hariannya,” ujar dia, saat Webinar dalam rangka menyambut Dies Natalis ke-37 Fakultas Psikologi Unika, Jumat (11/6).
Acara Webinar dipandu psikolog, Dr Christine Wibhowo, dengan sejumlah pihak terkait termasuk kalangan media, sebagai pesertanya.
Menurut Dr Ferdinand, berdasarkan konsep filsafat pendidikan yang telah dikaji dan dikonfirmasi, ternyata pembelajaran pendidikan bukan hanya sebatas individu semata.
Namun juga ada proses sosial yang ternyata menjadi hilang sama sekali, saat diterapkannya pembelajaran daring.
Berdasarkan wawancara hasil survei dengan siswa, mereka pun rata-rata mengemukakan jika sudah tidak kuat lagi dengan pembelajaran daring.
Talkshow tersebut, tambah Dr Ferdinand, rencana dihadiri perwakilan orangtua siswa dari tingkat SD, SMP dan SMA, kemudian perwakilan guru SMP dan SMA, perwakilan kepala sekolah, serta Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang.
Selain narasumber dari masyarakat, acara akan diisi juga oleh psikolog klinis Kuriake Kharismawan dan psikolog pendidikan Dr Lucia Hernawati.