Saya jadi dokter itu karena ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain
BERAWAL dari seringnya menjadi narasumber di sebuah acara, membuat dokter Aprilia Karen Mandagie SpKK tergerak hatinya memilih menjadi dosen di Fakultas Kedokteran, Unika Soegijaprata, Kota Semarang, Jawa Tengah.
dr April, sapaan akrabnya, mengatakan dia mengawali karirnya sebagai dokter sekitar tahun 2005 selepas lulus pendidikan S1 kedokteran di Salah satu perguruan tinggi swasta di Semarang. Dari situ dia kemudian menjadi dokter umum dengan status pegawai tidak tetap di Merauke Papua.
“Saya awalnya jadi dokter umum sampai sekitar tahun 2008. Saya waktu itu mengabdi di Merauke,” kata dr April saat ditemui KUASAKATACOM, di Skin’s Essential Clinic, Jalan MH Thamrin Semarang.
Menurutnya menjadi seorang dokter, merupakan panggilan dan cita citanya sejak kecil. Meskipun diakuinya ada hal hal tertentu yang sempat ditakutinya di dunia kedokteran.
“Misalnya kayak lihat darah, itu dulu saya keringat dingin. Lalu juga ketika praktikum membelah kodok dan cicak yang berlendir itu dulu rasanya geli geli gimana gitu,” ujarnya yang juga merupakan dokter di RS Panti Wilasa Dr Cipto Semarang.
Namun dia pun berusaha melawan rasa takut itu dengan kemauan dan tekad bulat yang dimilikinya untuk menjadi dokter. Selain itu, dorongan dari orang tua dan keluarga turut mendorong dirinya melawan rasa takut tersebut.
“Saya jadi dokter itu karena ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Pengen lebih berguna gitu lah,” jelas dia yang juga membuka klinik di rumahnya di daerah Sampangan, Gajahmungkur.
Kemudian memasuki tahun 2008, dr April melanjutkan pendidikan S2 program pendidikan dasar spesialis (PPDS) kulit dan kelamin di salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang. Setelah beberapa tahun pendidikan S2, mulai sekitar tahun 2014 dia memantapkan diri sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin hingga sekarang.
Bergabung Unika Soegijapranata
dr April bercerita sebelum Fakultas Kedokteran Unika berdiri tahun 2019, dirinya sudah mendapatkan tawaran Unika Soegijapranata agar dirinya menjadi salah satu pengajar di Kampus Ungu itu. Dia mengaku tak ingin melewatkan kesempatan emas tersebut, Ia pun langsung memasukkan lamaran kerja ke Unika.
“Kebetulan sebelum Fakultas Kedokteran (FK) Unika buka, saya sempat dapat tawaran karena pihak kampus kan memang mencari. Ketika dapat tawaran ya saya oke oke aja. Begitu FK Unika buka, saya langsung lamar, lalu diundang wawancara prakerja. Ternyata Puji Tuhan diterima. Oke banget,” ujar wanita Kelahiran Kota Semarang 9 April itu. Meski bersyukur diterima bekerja sebagai dosen, dia mengaku sempat bingung apakah bisa membagi waktu untuk klinik, rumah sakit dan mengajar atau tidak. Namun dia pun mencoba menjalani sepenuh hati mengalir sesuai yang ada. “Tapi Puji Tuhan ternyata saya bisa bagi waktu secara baik,” imbuh wanita yang hobi olahraga tersebut.
Menjadi dosen di Unika, kata dr April, karena dirinya merasa terpanggil untuk memberikan edukasi dan sharing kepada generasi muda yang ingin tergerak hatinya menolong sesama.
“Jadi dosen karena saya ingin sharing apa yang saya miliki. Kalau dari dulu kan saya sering menjadi narasumber tuh di seminar seminar, dari situ saya punya passion untuk berbagi ilmu kepada sesama. Jadi, kalau saya jadi dosen, saya juga bisa berbagi. Saya punya wadah yang tepat untuk berbagi apalagi dengan adik adik mahasiswa yang memang punya antusias di bidang kedokteran,” ucap dr April
Suka Duka Jadi dosen
dr April menuturkan, meski menjadi dosen adalah panggilan hatinya, bukan berarti semuanya berjalan mulus. Apalagi Fakultas Kedokteran Unika masih tergolong baru.
“Pasti banyak hal lah. Kita kan kayak babat alas. Itu tantangan tersendiri bagi saya. Tapi bagi saya pribadi, jangan jadikan ini sebagai beban, tetapi jadikan tantangan. Tentu itu tidak mudah,” ujarnya
Menjadi seorang dosen adalah hal baru untuk dr April. Sebab, sebelumnya Ia mengaku setiap harinya selalu bertemu dengan sejumlah pasien dan memberikan tindakan medis. “Memulai ngajar mahasiswa pastinya berbeda dengan saat jadi narasumber,” ujar dia
Di sisi lain, dr April mengaku bersyukur bisa bekerja sebagai dosen di Unika. Sebab, hubungan pertemanan antar dosen dan karyawan terasa begitu hangat layaknya sebuah keluarga.
“Semua temen temen dosen dan karyawan merupakan teman teman yang kooperatif dan bisa berjuang bersama,” ungkap ibu satu anak tersebut. Dari situ, kata dr April dia merasa mendapat saudara baru.
serupa
https://www.jatengnews.id/sering-jadi-narasumber-seminar-dr-april-tergerak-jadi-dosen/