Pandemi Covid-19 memaksa mengubah pembelajaran, termasuk di perguruan tinggi.
Keberlangsungan dunia pendidikan di masa depan sudah tergambar saat ini, yakni melalui bantuan teknologi.
Namun demikian, edukasi tidak hanya sekedar mencari pengetahuan, namun juga nilai yang lain yang tidak bisa digantikan teknologi. Hanya bisa dilakukan guru, dosen dan proses interaksi belajar di dalam kelas.
Kondisi ini menjadi tantangan untuk mengembangkan pendidikan.
Rektor Unika Soegijapranata, Prof F Ridwan Sanjaya mengatakan setiap individu harus memiliki semangat transformasi dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
"Unika Segijapranata akan selalu transformatif dan adaptif sehingga kita bisa ikut menggarami dunia dengan berkarya di tengah masyarakat," kata Ridwan dalam Refleksi Karya 2021 yang diadakan secara virtual dalam keterangan tertulis, Rabu (28/7/2021).
Seperti dua sisi mata uang, lanjutnya, pandemi ini selain sisi negatif juga menampakan sisi positif. Yakni selalu ada optimisme dan antusiasme dalam menghadapi kondisi pandemi saat ini.
Selain itu, syarat untuk bisa menyongsong masa depan yang lebih baik yakni dilakukan secara bersama-sama.
"Dengan begitu, kita masih bisa tetap berkembang, eksis dan menyongsong masa depan lebih baik. Dalam satu tahun ini, juga sudah melakukan secara bersama-sama, yang dilakukan dengan antusias dalam beradaptasi, keluar dari zona nyaman dan belajar hal yang baru," ujarnya.
Dari upaya tersebut, pihaknya bisa menghasilkan 15 buku dalam masa pandemi.
Tidak hanya itu, semua dosen, tendik, security bahkan cleaning service sudah 100 persen mendapatkan vaksinasi untuk beradaptasi dalam masa pandemi ini.
"Bentuk antusiasme yang pantas untuk diapresiasi lainnya adalah kesediaan dosen dan tendik untuk terlibat dalam relawan yang membantu dalam sentra vaksin di Unika Soegijapranata yang sudah berjalan satu bulan ini," tandasnya.