Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang akan mulai melakukan transisi perkuliahan dari daring atau pembelajaran jarak jauh menuju luring atau tatap muka pada Senin (4/10/2021) mendatang.
Rektor Unika, Ferdinandus Hindiarto menyampaikan, atmosfer akademik di lingkungan kampus dengan perkuliahan tatap muka harus dilakukan segera tanpa menafikan pandemi masih berlangsung.
"Kami berupaya untuk adaptasi kembali. Memang tidak mudah. Namun jika online semakin lama, semakin susah ke kampus. Karena kampus tidak hanya tempat untuk transfer pengetahuan, kalau pengetahuan bisa didapatkan lewat digital learning. Tapi kampus tempat sesungguhnya untuk membentuk karakter," kata Ferdinandus usai pelantikan Wakil Rektor Unika secara virtual, Kamis (30/9/202).
Pembukaan kuliah tatap muka tentunya dilaksanakan dengan risiko terukur, persiapan yang baik dan bertahap. Evaluasi perkuliahan tatap muka juga akan terus dilaksanakan menyesuaikan situasi covid yang berkembang. Untuk tahap pertama besok pada 4 Oktober 2021, baru empat program studi (prodi) yang akan dibuka terlebih dulu melaksanakan kuliah tatap muka. Yakni prodi teknik sipil, teknik elektro, kedokteran, dan magister profesi psikologi.
Ferdi, sapaan rektor, menuturkan ada syarat peserta didik yang diperbolehkan mengikuti perkuliahan offline. Antara lain harus berdomisili di Kota Semarang atau dengan kata lain dekat dengan kampus.
"Untuk mahasiswa luar kota atau luar Jawa masih tetap menggunakan daring. Mereka akan kesulitan untuk kembali ke kampus, transportasinya, belum cari kos lagi dan sebagainya," ucap doktor bidang psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini. Syarat yang lain yakni mahasiswa sudah melaksanakan vaksinasi baik dosis pertama dan kedua. Lalu, surat izin dari orangtua. Berkas-berkas tersebut nantinya akan diunggah di sistem yang dimiliki Unika. Setelah itu, mahasiswa akan mendapatkan semacam kode batang (barcode) yang akan digunakan untuk masuk dan mengikuti perkuliahan di kampus.
Ia menegaskan, mahasiswa yang boleh mengikuti kuliah tatap muka berjumlah 50 persen dari total kapasitas atau jumlah mahasiswa. Unika juga akan menyediakan kamera di depan ruang perkuliahan sebagai peralatan pembelajaran secara hybrid atau blended learning. Sehingga, mahasiswa yang belajar dari rumah tetap bisa mengikuti pembelajaran.
"Kami akan terus evaluasi perkembangan. Jika sudah baik, November atau Desember semua prodi bisa masuk. Target berikutnya, jika kondisi pandemi secara nasional sudah membaik, semester depan kami gaspol. tapi tetap dengan disiplin protokol kesehatan," ujarnya.
Semua fasilitas protokol kesehatan dipasang di sejumlah titik, semisal tempat cuci tangan dan hand sanitizer. Ada petugas atau satgas khusus yang akan berpatroli di wilayah kampus untuk mencegah agar tidak ada kerumunan.
"Kami tidak membuka kantin. Harus bawa bekal dari rumah. Ada satgas yang melibatkan mahasiswa, pengurus BEM. Jadi kalau ada yang tidak pakai masker atau berkerumun langsung diingatkan. Kami optimis pelaksanaan bisa lancar, namun harus hati-hati," kata Ferdi.
Sementara, Wakil Rektor Bidang Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, Berta Bekti Retnawati, menyatakan empat prodi yang membuka perkuliahan tatap muka itu memprioritaskan pembelajaran berbasis pengalaman atau experience learning semisal praktikum, workshop, atau kuliah lapangan.
"Empat prodi ini menjadi prioritas karena tidak maksimal dilakukan online. Mahasiswa Fakultas Kedokteran membutuhkan laboratorium. Ini tidak memenuhi kompetensi jika dilakukan dengan cara online," ucap Berta.
Pihaknya akan mempersiapkannya dengan baik-baik agar pada proses pelaksanaan kuliah tatap muka bisa dilakukan dengan lancar.
"Kami memberanikan diri untuk mengadakan PTM. Namun sesungguhnya, kami hati-hati tetapi harus maju terus. Step by step dengan tidak abai prokes. Kami ingin mahasiswa dan civitas akademika bisa aman dan sehat," tegasnya.