SEMARANG, suaramerdeka .com – Bisnis yang berkelanjutan pada umumnya hanya memikirkan profit, mengesampingkan lingkungan disekitarnya yang terdampak. Community Service Responsibility (CSR) yang dirancang untuk menyembangkan hal tersebut ternyata jauh dari semangat awal, selama ini menurut Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Ranto P Sihombing kegiatan perusahaan pada lingkungan sekitar hanya filantropi saja.
“CSR hanya membantu memberikan uang atau memberikan sesuatu yang tidak dibutuhkan oleh masyarakat atau lingkungan tersebut. Seharusnya CSR melalui proses dialog dengan masyarakat, apa saja yang dibutuhkan terutama lingkungan yang terabaikan oleh perusahaan,” kata pria yang menjadi Ketua Panitia Seminar Internasional Strengthening Inclusive Business And Sustainability Through Research And Practice di sela-sela seminar tersebut, Rabu (26/8).
Pada seminar internasional tersebut, dipresentasikan berbagai karya ilmiah pemikiran ahli yang konsern terhadap persoalan-persoalan lingkungan dan sosial. Yang dipresentasikan dalam seminar tersebut dari berbagai bidang ilmu, akuntansi, teks dan manajemen meliputi aspek perencanaan, kegiatan dan keuangan.
Diakuinya sudah ada beberapa contoh perusahaan yang menerapkan fungsi CSR pada porsi yang sesungguhnya. Sudah banyak pula perusahaan, yang sudah melakukan proses dialog sebelum memberikan CSR kepada masyarakat sekitar.
“CSR merupakan kebutuhan perusahaan terhadap persoalan sosial masyarakat sekitarnya jika tidak dirasakan langsung maka hanya berupa filantropi. Bermitra dengan pemerintah, satu cara agar CSR yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” papar pria berkacamata tersebut.
(Puthut Ami Luhur/CN41/SMNetwork)