Dampak Melemahnya Rupiah
_______________________________________________________________________________
Perekonomian Indonesia sekarang ini benar-benar mengalami keterpurukan akibat melemahnya rupiah. Hal ini sudah pasti akan diikuti daya beli masyarakat juga menurun di Indonesia dan mereka justru banyak yang tertarik berbelanja ke luar negeri
IKA RAHUTAMI Pengamat Ekonomi dari Unika Soegijapranata Semarang
_______________________________________________________________________________
SEMARANG — Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berdampak pada kian menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini sudah pasti memukup perekonomian, baik secara nasioal maupun di daerah.
Hal itu seperti yang disampaikan oleh Pengamat Ekonomi dari Unika Soegijapranata Semarang, Ika Rahutami saat menjadi pembicara Talkshow P3M Unika bertemakan "Krisis Ekonomi 1998: Akankah Terulang Kembali?" di Rektorat Unika Sorgijapranata, kemarin.
"Perekonomian Indonesia sekarang ini benar-benar mengalami keterpurukan akibat melemahnya rupiah. Hal ini sudah pasti akan diikuti daya beli masyarakat juga menurun di Indonesia dan mer-eka justru banyak yang tertarik berbelanja ke luar negeri," ujarnya, kemarin.
Dikatakan, masyarakat sebenarnya sudah peka dan konsumsi terhadap produk dalam negeri menurun. "Namun, sebenarnya Indonesia tidak terlalu buruk karena juga masih ada Cina dan India diatas kita dan Indonesia masuk peringkat lima dunia. Ini yang sedang kita hadapi bersama," katanya.
Talkshow kemarin juga menghadirkan pembicara Didik Soekmono MM seorang pegusaha yang juga anggota Kadin Jateng dan Dr Elisabeth Lucky Maretha pengamat Pasar Modal dari Unika, serta dihadiri para dunia perbankan dan mahasiswa.
Ika menegaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami kelemahan seiring kondisi global internasional. Ulah pemerintah Amerika juga mempengaruhi perekonomian di Indonesia. "Dan nila ekspor kita juga mengalami penurunan;’ tegasnya.
Hal yang sama juga dikatakan Didik Soekmono, pengusaha yang sudah berpengalaman dalam bisnisnya. Perekonomian Indonesia melemah juga berdampak pada dirinya selaku pengusaha. "Sekarang ini daya beli masyarakat menurun dan para pengusaha di Indonesia juga berusaha berjuang. Krisis ini memang sama terjadi seperti 1998 dan kita harus bangkit saat ini," jelasnya.
Sementara Elisabeth Lucky Maretha menyampaikan, dilihat dari pasar modal di Indonesia sepertinya pemerintah seakan-akan tidak tegas. Dan diinformasikan pemerintah rencananya mulai akan membantu dengan mengucurkan dana Rp 70 triliun. "Meski terlambat, kita tunggu saja hasilnya," pungkasnya. (gus/mar)