Upaya Unika Soegijapranata dalam merespon program pemerintah dan memenuhi kebutuhan mahasiswa dan masyarakat, telah mendorong kampus ungu ini untuk terus bergerak, berkolaborasi dan bersinergi dengan banyak pihak yang beritikad baik untuk turut mengembangkan dunia pendidikan tinggi agar semakin memenuhi harapan.
Salah satu bukti keseriusan Unika Soegijapranata dalam pengembangan pendidikan tinggi adalah diterimanya hibah MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari Ditjen Dikti Ristek baru-baru ini.
Seperti yang dijelaskan oleh Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Unika Soegijapranata Dr Heny Hartono SS MPd ketika dijumpai di ruang kerjanya Senin (20/12).
“ Baru saja Unika Soegijapranata telah mendapat hibah dari Ditjen Dikti Ristek yang menyeleksi ribuan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan yang terpilih adalah 104 PTS, salah satunya adalah Unika Soegijapranata,” terangnya.
Dengan terpilihnya Unika Soegijapranata maka hal tersebut menjadi peluang bagi Unika untuk mendapatkan insentif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari implementasi kebijakan MBKM.
Kebetulan ini selaras dengan apa yang sedang dikerjakan oleh Unika Soegijapranata khususnya LP3 Unika yang didalamnya ada pusat yang menangani MBKM. “Kami sedang menata program-program juga sistem internal MBKM Unika Soegijapranata,” terangnya.
Sebenarnya Unika Soegijapranata juga sudah menyelenggarakan kegiatan yang program-programnya mirip dengan MBKM itu. Hanya memang belum diikutkan dalam MBKM-nya pemerintah, sehingga dengan didapatkannya hibah ini akan semakin mendorong Unika untuk mengembangkan penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana dampak implementasi MBKM ini terhadap kurikulum, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan metode mengajar yang bisa mengakomodir MBKM, lanjutnya.
“ Kita dalam penelitian tersebut nantinya kita akan menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Untuk metode kuantitatif itu sesuai dengan instrumen yang disiapkan oleh pemerintah, sedangkan yang metode kualitatif kita sudah jalan dengan forum group discussion yang melibatkan mahasiswa, Ketua Program Studi (Kaprodi) dan alumni yang didalamnya kita bisa menggali banyak hal untuk melengkapi hasil data kuantitatif yang didapat dari survei ini,” terang Dr Heny.
Apabila data sudah terkumpul dan dianalisa serta hasilnya bisa mengkonfirmasi data yang kami dapat dari data kualitatif, maka kami dapat memberikan beberapa rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang akan diberlakukan di Unika Soegijapranata khususnya yang terkait dengan implementasi MBKM, pungkasnya. (FAS)