Unika Soegijapranata Semarang webinar psikologi pendidikan dengan topik “Kesehatan kepala sekolah Sebagai Awal keberhasilan Sekolah Penggerak dan guru Transformatif”.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur SMK pada Kemendikbudristek Dr Wardani Sugiyanto MPd menegaskan tentang pengembangan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Nadiem Anwar Makarim BA MBA selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia.
“Kami akan mengembangkan sesuai program dari Menteri Nadiem terhadap pendidikan dasar dan menengah, khususnya di pendidikan dasar dengan konsepnya sekolah penggerak mulai dari SD, SMP, SMA dan juga SMK dengan vokasinya yang sangat dipengaruhi oleh link and match-nya dengan dunia industri,” ungkap Dr Wardani, Kamis (27/1/2022).
Konsepnya kata dia, pihaknya akan mengembangkan dari sekolah penggerak kemudian juga guru penggerak, sehingga nantinya kepala sekolah ini akan direkrut dari guru penggerak.
“Artinya pengembangan ASN dengan dua pendekatan PNS dan pegawai kontrak, sewaktu-waktu bisa terjadi jika Bupati atau Gubernur menghendaki. kepala sekolah bisa direkrut dari guru penggerak dan tidak harus PNS, sehingga siapapun guru penggerak baik swasta ataupun negeri, mereka bisa mendaftar sebagai kepala sekolah,” ujarnya.
Hal tersebut, kata dia, karena kedepannya peran kepala sekolah sangat vital untuk kemajuan pendidikan. Maka pihaknya bakal menggarap terlebih dahulu sumber daya manusianya, agar kepala sekolah, guru dan Pengawas bisa berubah paradigmanya untuk bisa mengajar dengan menjadi pendamping, fasilitator, sekaligus mentor bagi para siswanya.
“Demikian pula paradigma taksonomi bloom juga harus berubah, tidak hanya kognitif, afektif dan psikomotorik, tetapi juga healthy atau kesehatan juga berperan penting. Oleh karena itu pola hidup sehat juga perlu dikembangkan, terutama bagi kepala sekolah, sebab dengan pola hidup sehat maka kepala sekolah akan menjadi lebih produktif dan berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang,” imbuhnya.
Dalam webinar itu, Rektor Unika Soegijapranata Dr Ferdinandus Hindiarto MSi juga menyinggung tentang menjadi pendidik yang transformatif.
“Apabila memilih berprofesi guru maka hendaknya juga bisa menjadi Transformer. Karena menjadi seorang guru hakekatnya adalah menjadi seorang Transformer yang menemani siswa-siswa agar mereka bisa bertransformasi, menjadi lebih matang, lebih dewasa dalam cara berpikir dan cara bertindak,” ucapnya.
Seorang guru, kata dia, tidak bisa menjadi Transformer yang ideal apabila Kepala Sekolahnya tidak sehat apalagi tidak menguasai filsafat pendidikan.
“Pendidikan menurut konsep-konsep Romo Driyarka sesungguhnya adalah menentukan, mengubah, dan membentuk hidup manusia,” lanjut Dr Ferdinand.
Sementara itu, Dosen Fakultas Psikologi Unika Dr M Sih Setija Utami MKes yang melakukan penelitian secara menyeluruh terkait literasi kesehatan bersama beberapa dosen Psikologi Unika Soegijapranata memaparkan bahwa belum banyak penelitian dilakukan terhadap kepala sekolah.
“Kami sebagai peneliti melihat di lapangan bahwa banyak kepala sekolah yang mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhinya, tetapi belum banyak yang mengetahui bagaimana kondisi riil kesehatan Kepala Sekolahnya,” jelas Dr M Sih Setija Utami.
Maka dalam penelitiannya, pihaknya lebih banyak memotret bagaimana kesehatan para Kepala Sekolahnya, terutama di masa pandemi covid 19.
“salah satu hasil temuan kami, ternyata selama masa pandemi peran kepala sekolah masih pada tataran menghimbau murid untuk mencegah pandemi covid-19, tetapi belum sebagai Transformer yang mendampingi, melatih setiap hari, serta mencegah pandemi covid, sehingga peran Transformer ini perlu ditingkatkan,” pungkasnya.
►https://kuasakata.com/read/berita/46393-webinar-unika-soegijapranata-peran-kepala-sekolah-sebagai-transformer-siswa