Gmedia bersama Soepra Radio & Televisi bekerja sama dengan SMA Masehi 2 PSAK Semarang, mengadakan Goes To School (GTS). Kegiatan tersebut, diharap mampu memberikab edukasi kepada generasi muda tingkat sekokah menengah pertama.
Mengangkat tema “Basic Skill for Content Creator”. GTS ini dilaksanakan, belum lama ini, dihadiri oleh 80 peserta. GTS sendiri dilaksanakan dengan tujuan agar peserta didik dapat mengetahui apa saja skill awal untuk menjadi content creator.
Acara diawali dengan sambutan oleh Rini Soessiyanti, S.S. selaku Waka Kesiswaan SMA Masehi 2 PSAK. Setelah itu, dilanjutkan pemaparan materi oleh Dinprasetyo selaku Digital Creator, Director, Owner Kreatif Visual.
“Yang diperlukan untuk menjadi content creator yaitu mencari passion terlebih dahulu kemudian nichenya atau tema. Kemudian diperlukan toolsnya dan yang terakhir adalah konsistensi atau kekonsistenan dalam membuat content. Niche disini diperlukan sebagai patokan tema dalam membuat content-content selanjutnya,” paparnya.
Setelah sudah memiliki passion, mendapatkan niche yang sesuai dan didukung dengan penggunaan tools yang baik, platform untuk mendistribusikan content juga harus diperhatikan.
“Platform juga sangat mendukung sebuah content. Contohnya tiktok yang saat ini sedang banyak digunakan. Dari plartform tiktok disini dapat memiliki peluang yang cukup besar untuk content itu dikenal, tetapi seorang content creator harus konsisten dalam membuat content”, imbuh Dinprasetyo.
Dinprasetyo juga berpesan diakhir pemaparannya agar membuat content yang unpredictable, sehingga masyarakat melihat atau menonton content yang kita buat hingga akhir. Salah satu kuncinya adalah buatlah content dengan ‘5 detik awal yang menarik’ untuk mandapatkan interest dari masyarakat.
Selain itu, materi dilanjut oleh Y. Yogi Tegar N., S.Sn., M.A selaku Dosen Progdi Digital Performing Arts, Fakultas Bahasa dan Seni, Unika Soegijapranata.
“Kita harus memiliki kemampuan mendengar orang lain, kemampuan observasi, public speaking (harus memperhatikan suaranya supaya terdengar jelas, pengucapannya), mampu bersosial dengan teman-teman sekitar. Lalu, confidence (percaya diri) yakin dengan kemampuan sendiri, dan terakhir kemampuan pemasaran. Disini kita harus mengerti media apa yang akan kita gunakan untuk memasarkan konten yang kita buat,” terangnya.
Yogi, juga memberikan beberapa hal untuk membuat konten itu dapat diterima masyarakat diantaranya, Authenticity (keaslian) mencerminkan karakter yang dimiliki pribadi, intergrity (integritas) perilaku moral dalam personal branding, consistency (konsisten) konsisten dalam membuat konten.
“Selain itu juga dibutuhkan kemampuan specialization (spesialisasi) disini kita harus fokus terhadap satu bidang, authority (wibawa) biasanya ada karena adanya pengalaman, distinctiveness (kekhasan) harus memiliki keunikan sendiri, relevant (relevan) harus mengetahui pasar nya dimana dan ditujukan kepada siapa, visibility (visibilitas) personal branding yang dilakukan berulang kali, persistence (kegigihan) pengorbanan dan kesabaran, goodwill (kebaikan) reputasi baik dan bermanfaat, terakhir performance (kinerja) yaitu perbaikan diri dengan personal branding,” tutup Yogi Tegar.
#https://jatengpos.co.id/bangkitkan-semangat-konten-kreator-milenial/arif/