Sebanyak 19 yayasan dan 20 perguruan tinggi Katholik yang tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) melakukan Kongres ke-39 di Kota Semarang, Rabu (23/3) kemarin. Mereka membahas implementasi Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar (KMMB).
“Ini Kongres tahunan membahas persoalan internal maupun eksternal. Ini asosiasi perguruan tinggi Katholik yang tersebar di Sumatera, Jawa, Sulawesi Kalimantan, dan Nusa Tenggara,” kata Wakil Ketua APTIK Yulius Yasinto di sela Kongres ke-39 di Kota Semarang, Rabu (23/3) kemarin.
Kalau eksternal, asosiasi konsen terhadap isu-isu yang menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah. Membahas pembelajaran, mulai jaringan dan forum rektor. Misalnya membantu kajian-kajian pemerintah mengimplementasikan pelaksanaan kampus merdeka dan merdeka belajar.
“Kemudian prioritas lingkungan hidup. Jadi kami mengedukasi para dosen dan mahasiswa dalam bentuk kegiatan nyata di kampus masing-masing,” imbuhnya.
Rektor Unika Soegijapranata Dr Ferdinandus Hindiarto menyatakan, prinsip dari anggota asosiasi adalah kolaborasi. Menurutnya, dengan pendekatan itu, perguruan tinggi anggota semakin kuat dan berjalan baik.
“Saya berharap, internal kita akan semakin diperkuat dengan pertukaran dosen dan mahasiswa. Ini bagus untuk pengembangan. Saya pikir itu operasional konkret dan sangat bermanfaat. Kecerdasaan hidup dalam perbedaan,” imbuhnya.
Kongres berlangsung sampai Jumat (25/3) mendatang. Dalam kegiatan ini, panitia pelaksana adalah Dea Nathania Hendryanti, dan Ketua Umum Panitia Pelaksana Christian Moniaga. Sedangkan Sekretaris APTIK Kasdin Sihotang.
# https://radarsemarang.jawapos.com/berita/pendidikan/2022/03/24/19-anggota-aptik-bahas-kmmb/