“Di Indonesia banyak sekali jenis tanaman tropikal herbal yang tidak dapat ditemukan di Jepang” ujar Yoshimi Sugino, salah satu dari sepuluh peserta Darmasiswa di Unika Soegijapranata Semarang dari Jepang dalam presentasi nya yang berjudul “Budaya Kesehatan di Jepang” dalam kegiatan BIWEEKLY GLOBAL VILLAGE CULTURAL EVENT.
Kegiatan yang diikuti oleh sepuluh peserta Darmasiswa ini terdiri dari negara yang berbeda-beda seperti Hungaria, German, Ukraine, Papua New Guinea, Timor Leste, Slovakia, Yaman dan Jepang ini merupakan kali pertama yang diadakan oleh IO Unika Soegijapranata di gedung Henricus Constans beberapa waktu lalu.
Kegiatan yang nantinya akan diadakan setiap dua minggu sekali ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan budaya serta herbal tradisional dari masing-masing peserta dari berbagai negara. “Setiap dua minggu sekali civitas akademika Unika akan menjadi lebih dekat dengan para mahasiswa darmasiswa ini, melalui kegiatan biweekly global village cultural event sehingga akan ada pertukaran informasi dan ilmu yang dapat memberikan kemanfaatan bersama” ujar Dr. Ekawati Marhaenny Dukut, M.Hum, Kepala International Office Unika Soegijapranata.
Mahasiswa yang mengikuti darmasiswa ini merupakan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari dikti Indonesia untuk datang ke Indonesia selama satu tahun kedepan dan mempelajari budaya yang ada di Indonesia.
“Mereka datang ke Indonesia untuk belajar secara intensif terutama di bidang teknologi pangan, yaitu belajar bagaimana cara membuat jamu dan mengetahui manfaatnya untuk kesehatan yang nantinya bisa dikembangkan di negara mereka masing-masing” tambah Ekawati.
Tinggal di Indonesia kurang lebih tiga tahun
Selain menjadi mahasiswa, Yoshimi juga bekerja sebagai Junior Expert (JICA) yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar dan Kabupaten Bulukumba di Sulawesi Selatan. Untuk mengetahui lebih luas pengetahuannya mengenai jamu, Yoshimi juga pernah mengunjungi industri serta museum jamu. “saya ingin sekali belajar herbal yang ada di Indonesia, saya juga pernah ke museum jamu dan industri jamu untuk mengetahui lebih dalam mengenai jamu” ujar Yoshimi.
Keseriusan yoshimi untuk mempelajari jamu yang ada di Indonesia, terlihat dari cara berbicaranya yang menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar ketika melakukan presentasi di depan mahasiswa Unika serta mahasiswa darmasiswa. Kurang lebih tiga tahun Yoshimi tinggal di Indonesia dan belajar bahasa Indonesia, untuk lebih mudah menyesuaikan diri dan memahami mengenai jamu. Ditanya tentang adaptasi bahasa, Yoshimi berbagi pengalaman tentang kesulitan yang sering muncul ketika berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia, “Kadang saya susah mengartikan ke bahasa Indonesia, apalagi yang tercampur dengan bahasa daerah” tambahnya.
Kedatangan Yoshimi dari Jepang ke Indonesia selain belajar mengenai tropikal herbal yang ada di Indonesia juga nantinya Yoshimi akan mempromosikan tentang herbal Indonesia yang hebat di negara asalnya. “Saya juga mau promosi tentang herbal Indonesia yang hebat di Jepang nantinya, dan saya berharap, untuk mencegah penyakit lebih baik menggunakan herbal. Dan itu juga menjadi tugas orang-orang muda Indonesia untuk menjaga herbal yang ada di Indonesia termasuk lingkungan sekitarnya” tutup Yoshimi. (Ajie)
Serah Terima Jabatan Senat Mahasiswa FAD SCU Periode 2023/2024
Senat Mahasiswa Fakultas Arsitektur dan Desain (SMF-AD) Soegijapranata Catholic University