Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Unika Soegijapranata menyelenggarakan Pemutaran dan Diskusi Film “Before You Eat”. Kegiatan ini merupakan rangkaian Dies Natalis ke-40 FHK sekaligus sebuah perwujudan misi FHK untuk mengkomunikasikan kemanusiaan dan keadilan melalui pemutaran dan diskusi film. “Before You Eat” ini digarap oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan didukung oleh Greenpeace Indonesia. Pemutaran dan diskusi film ini terbuka untuk seluruh civitas akademika Unika Soegijapranata dan masyarakat umum. Berlangsung di R.Mini Theater, Gd. Albertus, Unika Soegijapranata pada Jumat (24/06).
Film ini menceritakan bagaimana eksploitasi yang dialami para anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di kapal-kapal ikan asing di laut lepas sejak sebelum berangkat, selama di kapal, hingga tiba kembali di Tanah Air. Nasib ABK tak senikmat hasil tangkapan mereka yang tersaji di restoran-restoran mahal. Kekerasan fisik, jam kerja yang panjang, makanan yang tidak layak, sakit tanpa pengobatan hingga berujung kematian kerap mereka alami.*
Beberapa gambar bahkan direkam langsung oleh para ABK menggunakan telepon seluler mereka. Para ABK juga berbagi kisah perjuangan menuntut hak mereka dan rekan-rekan mereka yang meninggal karena sakit hingga dilarung ke laut tanpa persetujuan keluarga. Kekerasan yang dialami, kontrak kerja yang tidak jelas, dan muslihat agen-agen perekrutan serta prosedur pengiriman ABK yang sumir, membuat praktik ini disebut sebagai ‘perbudakan modern’.*
Perbudakan modern sebagai bentuk ketidakmanusiaan yang dialami oleh ABK Indonesia di kapal-kapal asing ini menjadi keprihatinan bersama. Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Unika Soegijapranata dengan misinya untuk mengkomunikasikan kemanusiaan dan keadilan turut mendukung upaya Greenpeace Indonesia bersama SBMI untuk menyuarakan kemanusiaan dan keadilan melalui film “Before You Eat”.
Donny Danardono SH M.Hum selaku koordinator acara ini berharap melalui pemutaran dan diskusi film ini menjadi awal untuk kita juga memperhatikan wilayah laut dan lingkungannya. Membuka mata untuk melihat realita bahwa masih ada eksploitasi terhadap manusia dan sumber daya kelautan. Sehingga kedepannya semakin banyak kajian kemanusiaan dan keadilan di laut.
Dosen Ilmu Komunikasi Unika Soegijapranata, Andreas Ryan Sanjaya SIKom MA menyampaikan bahwa melalui film ini khalayak didorong untuk terhubung/terkoneksi dengan proses yang ada di balik film ini. Kolaborasi menjadi garis bawah yang perlu untuk dilakukan dalam menanggapi regulasi yang tidak sehat ini. “Proses edukasi dimulai sejak di ruang kelas, untuk sadar bahwa kita sedang tidak dalan kondisi baik-baik saja. Sebagai perguruan tinggi, kita perlu untuk menghidupi Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai pondasi untuk bisa terlibat dan bergerak bersama” tutur Ryan Sanjaya.
Juru Kampanye Greenpeace Indonesia, Afdilah juga mengajak khalayak untuk berpikir dua kali sebelum menyantap aneka hidangan laut yang tersaji di atas meja. Menilik kembali makanan yang kita santap berasal dari mana, dengan proses yang seperti apa. Hal ini memang masih menjadi tugas bersama, namun kita bisa mulai dari diri sendiri untuk lebih aktif mencari informasi sebelum kita memakannya.
Informasi lengkap mengenai film dan aksi kampanye ini dapat diakses pada website https://beforeyoueat.id/home/
*sumber website www.beforeyoueat.id