Semarang, Harian Semarang – Pameran design yang gelar sejak Rabu (16/12/2015) kemarin di Gedung Thomas Aquinas kampus Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang mempertontonkan beberapa karya tangan dan buah pikir mahasiswa jurusan DKV (design Komunikasi Visual).
Dian, mahasiswa semester tujuh asal Ungaran, Semarang Jawa Tengah, Kamis sore (17/12/2015) membuat sebuah konsep besar yaitu membuat sebuah aplikasi dalam gadget berupa permainan keroncong. Karena melihat kebutuhan zaman, 78% warga Indonesia Khususnya kaum muda semua menggunakan gadget.
“Ini adalah sebuah gagasan saya dan teman-teman, karena saya sendiri suka terhadap kebudayaan lokal Nusantara, jadi kami membikin semacam aplikasi game musik berupa keroncong. Karena saya menilai keroncong adalah sebuah warisan asli leluhur yang harus dijaga keasliannya, jangan sampai punah,” ujar Dian kepada Harian Semarang.
Dian juga menambahkan bahwa aplikasi ini masih dalam tahap pengerjaan yang baru 50% dari total keseluruhan, sehingga nantinya khusud para penggemar musik tentunya bakan meminati aplikasi kami.
“Nanti kamu juga akan memperkenalkan vitur-viturnya sehingga mudah di download dan di minati banyak orang. Sebab kalau kalangan muda terutama yang punya gadget hanya di gunakan hal-hal yang tidak berguna ya sama saja sia-sia,” ungkap dia.
Dengan aplikasi berupa game tersebut Dian mengutamakan bidikanya kepada kaum yang menengah keatas yang kehidupanya cendurung sudah pragmatis dan terkontaminsai globalisasi.
Selain Dian ada juga Erry mahasiswa seangkatan dian Asal Tlogosari Kota Semarang juga mengenalkan konsep serupa dengan Dian, namun aplikasi agak berbeda. Erry mengenalkan aplikasi mendaki gunung yang juga di lengkapi fiture-fiture yang tak kalah canggihnya dengan konsepnya Dian.
Berbeda dengan milik Dian dan kawan-kawan saya dan temen-temen yang lain, lanjut dia, membuat sebuah aplikasi yang ini agak lebih satu tingkat dari miliknya mas Dian. Aplikasi mendaki gunung ini memperkenalkan bagaimana persiapan dan kelengkapan apa saja yang harus di bawa pada saat mendaki.
“Selain itu juga ada berapa lama kita mendaki sebuah gunung, ada juga rute pendakian dari gunung yang akan kita daki. Tak hanya itu saja, perlengkapan mendaki yang akan di bawa itu juga menjadi hal yang penting, karena dalam aplikasi nanti juga akan ada himbauan apa saja perlengkapan yang harus kita bawa saat mendaki,” beber Erry.
Dalam aplikasi yang di gagas Erry kali ini membantu para pecinta alam yang suka mendaki gunung supaya btidak asal-asalab dalam mendaki, guna menghindari dari hal-hal yang tidak di inginkan seperti kecelakaan fisik, dan hipotermia (kedinginan hebat).
Selaras dengan Dian bahwa aplikasi ini masih tahap proses pengerjaan yang masih berjalan 60%, karena masih melakukan pengambilan data dari gunung-gunung yang ada di Indonesia, karena skalanya nasional. (Red-HS99/Ovan/Harian Semarang).
sumber : hariansemarang.com