TRIBUNJATENG .COM, SEMARANG – Paradigma baru arah riset dan pengabdian masyarakat akan ditata ulang oleh Kemenristek Dikti. Hal itu diucapkan oleh Direktur Riset dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenristek Dikti Prof Ocky Karna Radjasa dalam seminar nasional "Arah Kebijakan Nasional tentang Riset dan Pengabdian Masyarakat" di ruang teater gedung Thomas AquinasUnika Soegija Pranata, Kamis (17/12/2015).
Selain Prof Ocky hadir sebagai pemateri adalah Rektor ITB Prof Kadarsah, Rektor Unika Prof Budi Widianarko, dan Direktur Riset PT Hartono Istana Teknologi Ir Adi Susanto sebagai perwakilan dari Industri.
"Ada dua core yang harus bisa dilakukan Perguruan Tinggi (PT) yakni research and development, yang pertema tentu bisa dilakukan PT, yang kedua harus ada keterlibatan industri di dalamnya," jelas Ocky lebih lanjut.
Ia menjelaskan, dalam data Kemenristek dikti, Perguruan Tinggi yang memiliki angka publikasi ilmiah terindeks scopus tertinggi adalah ITB dengan 4.694 jurnal ilmiah. Rektor ITB yang juga didatangkan dalam seminar itu juga memberikan tips nya.
"Tantangan universitas dalam meningkatkan penelitian dan melakukan hilirisasi penelitian sesuai pradigma baru yang dicetuskan kemenristek dikti adalah regulasi dan operasional yang juga dibuat oleh pemerintah sendiri, jadi kita ini ibarat disuruh berlari, namun dengan kaki terikat," terang Rektor ITBProf Kadarsah Suryadi.
Meski demikian bukan berarti pihaknya terus pasrah upaya yang ia lakukan untuk merubah paradigma dan jumlah penelitianadalah dengan meningkatkan kerjasama denga industri baik di dalam ataupun diluar negeri, mebuka sebanyak-banyaknya program double degree keluar negeri hingga meminta penelitiandi kampusnya untuk diselesaikan setidaknya hingga wujud prototype.
"Bayangkan saja ada 200 penelitian baru semenjak saya baru diangkat menjadi rektor, namun implementasi yangb siap industri hanya 49 saja, dengan memiliki hubungan yang baik dengan pelaku industri ini harapannya tentu bisa meningkatkan angka itu," terangnya. (*)
sumber : jateng.tribunnews.com