Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengajak mahasiswa di Kota Semarang untuk tidak meninggalkan perkuliahan meski disibukan oleh berbagai kegiatan lain.
Pria yang akrab disapa Hendi tersebut pun tak memungkiri bahwa mahasiswa memang memiliki banyak tantangan dalam menamatkan pendidikannya. Seperti terkait biaya, hingga kehilangan minat karena berbagai faktor.
”Kalau tidak punya minta orang tua. Kalau ngekost, ya ngomong ke lurah. Lurah kan punya anggaran dana untuk membantu masyarakat yang kesulitan. Jadi yang penting kepedulian kita untuk membantu itu ada,” ujar Hendi.
Namun begitu, dirinya berharap mahasiswa di Semarang dapat tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan pendidikannya.
”Orang bijak mengatakan jangan lihat buku dari sampulnya. Jadi tidak boleh menilai seseorang dari gelarnya, yang penting dalamnya, itu benar! Tapi jangan lupa, bahwa realita kehidupannya adalah orang-orang masih melihat buku dari sampulnya terlebih dahulu,” tegas Hendi.
“Contohnya di dalam rekrutmen tenaga kerja masih mensyaratkan lulusan mana, IP-nya berapa. Jadi, minimal selesaikanlah pendidikan formal,” mintanya dalam kegiatan pembekalan mahasiswa baru di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Semarang, Kamis (1/9).
Hendi menyoroti, selama ini yang selalu dinarasikan adalah orang sukses tidak perlu kuliah. Tapi faktanya dari 100 orang terkaya di dunia, hanya 32% orang yang sukses tanpa lulus kuliah.
Sedangkan sisanya, 68% adalah orang yang memiliki background pendidikan, dan sering tak diangkat jadi sebuah isu.
Karena itu, dirinya pun berharap para mahasiswa bisa menyelesaikan kuliahnya meski banyak tantangan. Terlebih tingkat masyarakat yang meraih pendidikan tinggi menjadi salah satu ciri negara maju.
Dirinya juga menekankan bahwa mahasiswa selama masa perkuliahan juga haru mengasah kemampuan soft skill melalui berbagai kegiatan non akademis.
Hendi optimistis, jika mahasiswa sadar dan mempersiapkannya dari awal, pada saat rekrutmen (tenaga kerja) nanti mereka akan menjadi orang-orang pilihan.
”Kuliah itu tidak hanya ke kampus belajar. Tetapi harus peduli lingkungan. Tengok kanan-kiri ada tetangganya yang nggak bisa makan kalau punya uang ditraktir tetangganya,” tuturnya.
Dia menambahkan, sumber dari Harvard University, menyebutkan dalam perjalanan menuju ke depan nanti, hard skill ini punya peran suksesnya hanya 20%. Sedangkan soft skill seperti leadership kecenderungannya 80% mendominasi.
“Maka kawan-kawan sekalian, hari ini yang dibutuhkan oleh negara adalah anak-anak muda yang tidak hanya pintar, tapi juga punya kepedulian,” pungkasnya.
#https://www.suaramerdeka.com/semarang-raya/pr-044349293/hendi-mahasiswa-di-semarang-gak-punya-uang-minta-pak-lurah-jangan-sampai-putus-kuliah?page=all