Tim Kedaireka Unika Soegijapranata Semarang ikut berusaha meningkatkan penjualan Batik Lasem. Salah satunya dengan mengembangkan metaverse.
Reka cipta ini sudah mendapatkan persetujuan Kemendikbud untuk dijalankan pada 2022 ini.
Metaverse dipandang dapat menjadi terobosan baru yang bisa dimanfaatkan secara bisnis untuk mengembangkan kanal-kanal penjualan baru Batik Lasem.
Tim Kedaireka yang beranggotakan Prof Dr Ridwan Sanjaya, Dr Theresia Dwi Hastuti, dan Freddy Koeswoyo, MSi.
Prof Ridwan Sanjaya menyampaikan, kerjasama dengan CV Kidang Mas Anugrah Semesta yang bergerak di bidang batik Lasem bukanlah hal baru.
Kerja sama ini sudah terjalin lama melalui kelompok perajin batik Lasem dan koperasi batik Lasem.
Berbagai kegiatan digitalisasi untuk pemasaran, pengelolaan keuangan, sampai dengan transaksi penjualan, telah dilakukan dalam sepuluh tahun terakhir ini.
Rencana pengembangan kanal Metaverse untuk kegiatan pameran, pemasaran, sampai dengan transaksi, menjadi bagian dari kelanjutan kerjasama yang sudah ada sebelumnya.
”Hasil dari program ini diharapkan juga dapat dimanfaatkan oleh komunitas batik lainnya atau komunitas UMKM di Indonesia,” ujar Prof Ridwan Sanjaya, Jumat 2 September 2022.
Pemilihan topik Metaverse untuk Kedaireka merupakan bagian dari rekam jejak dari tim peneliti dari program studi Sistem Informasi dan Akuntansi di Unika Soegijapranata.
Penelitian terkait dengan Immersive Technology yaitu Augmented Reality, Virtual Reality, dan Hologram.
Selain itu, mata kuliah terkait dengan Metaverse juga masuk ke dalam kurikulum di program studi Sistem Informasi dan Akuntansi di Unika Soegijapranata.
Dengan demikian, mahasiswa dari kedua program studi dapat ikut terlibat di dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) selama proses implementasi reka cipta di dunia industri.
Pengalaman nyata untuk para mahasiswa ini akan menjadi bagian dari penerapan perkuliahan yang terintegrasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Diharapkan dapat digunakan secara langsung pada saat bekerja.
Dalam FGD yang dilaksanakan di Rumah Merah Heritage Lasem, Kabupaten Rembang, belum lama ini, Direktur CV Kidang Mas Anugrah Semesta Rudi Siswanto, menyampaikan bahwa ide metaverse bagi para perajin Batik Lasem merupakan lompatan teknologi yang kehadirannya sangat dibutuhkan.
”Perajin lainnya juga melihat ide tersebut sebagai jawaban. Jawaban dari tantangan yang dihadapi akhir-akhir ini sebagai akibat pandemi Covid-19 dan perubahan akses pengguna jalan pantai utara,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bugangan Lasem, Sri Winarti, juga melihat usaha mengajak perajin Batik Lasem untuk masuk dalam Metaverse sangat diapresiasi. Pihaknya mendukung melalui koperasi Batik Lasem dan kelompok usaha bersama yang difasilitasi selama ini.