TRIBUNJATENG .COM, UNGARAN – Wakil Ketua MasyarakatTransportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mendesak, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Jawa Tengah segera untuk mengoperasionalkan Bus Rapid Trans (BRT) Aglomerasi di koridor Semarang-Bawen.
Terlepas dari permasalahan teknis bangunan shelter yang telah dibangun di sepanjang jalur sekitar 37,5 kilometer tersebut, menurutnya, operasional satu dari empat koridor BRT Kedungsepur tersebut sudah harus segera difungsikan. Sebab, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan timnya di LaboratoriumTransportasi Unika Soegijapranata Semarang, permintaan masyarakat sangat tinggi.
“Total bisa mencapai sekitar 13.619 orang atau penumpang di tiap harinya yang sudah menunggu kehadiran bus massal di koridor tersebut. Rincinya, sebanyak 7.112 orang untuk perjalanan mulai dari Bawen Kabupaten Semarang menuju Kawasan Tawang Kota Semarang dan 6.506 orang dari arah sebaliknya. Itu hasil penelitian kami,” ungkap Djoko kepada Tribun Jateng, Minggu (17/1/2016).
Masih di penelitian yang sama, lanjut dia, untuk mencukupi rute sepanjang sekitar 37,5 kilometer tersbut, dibutuhkan sekitar 79 halter BRT yang 4 di antaranya dimanfaatkan sebagai halte transfer point. Tak terlepas dari itu pula, dibutuhkan paling sedikit 30 armada bus yang representatif dan paling tidak ukurannya sama seperti rute Ungaran – Terboyo Kota Semarang.
“Jadi, itu alasan kami kenapa harus dan sangat penting untuk disegerakan operasional BRT Koridor Semarang-Bawen. Apalagi saat ini transportasi sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang mau tidak mau harus dipenuhi oleh negara. Rata-rata, pendapatan mereka tiap bulan per orangnya, sekitar 30 persen sudah teralokasikan untuk transportasi. Padahal, standarnya hanya 10 persen,” paparnya. (*)
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan
sumber : jateng.tribunnews.com