Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) SCU kembali menyelenggarakan diskusi bulanan dengan membawakan tema “Pengawasan K3 Konstruksi (Sesuai Aturan Terbaru)” yang berlangsung di Gedung Henricus Constant Lt. 6, pada Jumat (21/10). Peserta diskusi bulanan meliputi dari mahasiswa Teknik Sipil SCU, kontraktor, konsultan proyek, dan pemilik-pemilik pabrik bangunan.
Memperkaya pengetahuan mengenai keselamatan kerja pada konstruksi, KMTS SCU mendatangkan praktisi yang berkecimpung pada kegiatan konstruksi yakni Ketua PII (Persatuan Insinyur Indonesia), cabang Kabupaten Semarang, Ir. M. Habibi, M.Si, M.Kom., IPU, ASEAN Eng.,. Selain itu pemantik diskusi ialah Dosen Teknik Sipil, Ir. Widija Suseno M.T., IPU, ASEAN Eng.
Dalam pemaparan materinya, Habibi menerangkan pelaksanaan K3 Konstruksi harus diawasi oleh tenaga ahli yang kompeten dan tidak boleh hanya pasang nama saja. Kemudian, insinyur bidang K3 juga harus profesional dan memperhatikan etika keinsinyuran. Sebab, dengan etika akan menjamin hubungan antara insinyur dengan masyarakat, menjamin kesejahteraan masyarakat, dan keselamatan kerja.
Habibi menyoroti pula dua faktor yang perlu diperhatikan adalah sumber daya manusia dan teknis dalam proyek. Dari sisi manusia, yang perlu diperhatikan meliputi selektif dalam pemilihan tenaga kerja, pelatihan dan kompetensi kerja, kesehatan tenaga kerja, pengawasan ketika kegiatan berlangsung.
Selain itu, untuk dari sisi teknis dalam proyek yang perlu diperhatikan meliputi perencanaan kerja yang baik, pemeliharaan dan perawatan peralatan, pengawasan dan pengujian peralatan, penggunaan metode dan teknik konstruksi yang aman, serta penerapan sistem manajemen K3.
Widija Suseno menyampaikan pula, adanya diskusi bulanan yang diadakan rutin setiap sebulan sekali bertujuan agar mahasiswa sebelum lulus mendapatkan bekal yang sekiranya tidak didapat ketika berkuliah.
“Setiap diskusi bulanan yang diadakan menampilkan materi di luar perkuliahan. Jadi, supaya mahasiswa-mahasiswa ini mempunyai banyak pengetahuan. Untuk, narasumber pasti kami mendatangkan praktisi-praktisi dari luar kampus,” terangnya.
Maka adanya eksiden yang kerap terjadi tak terduga di kegiatan konstruksi mendorong pemerintah untuk terus memperbarui aturan-aturan mengenai pengawasan K3 Konstruksi. Pembaruan yang terus-menerus ini agar mencegah adanya kecelakaan yang terjadi di proyek, sebab melalui K3 Konstruksi ini guna menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
Melalui diskusi bulanan yang diadakan dengan membahas Pengawasan K3 Konstruksi, Widija Suseno juga mengharapkan kepada peserta yang telah hadir untuk dapat memperhatikan keselamatan kerja dan menaati peraturan terbaru yang ada.
“Supaya mahasiswa-mahasiswa, maupun rekan-rekan kontraktor, konsultan, dan pemilik pabrik bangunan, bisa terbekali mengenai cara-cara mengamankan karyawan atau tenaga kerja yang bekerja di perusahaanya. Sehingga, jangan sampai terjadi eksiden-eksiden yang tidak diinginkan itu. Jadi, apa yang sudah diatur pemerintah itu harus dijalankan semestinya,” pungkasnya. [Humas Unika Soegijapranata/Dim]
