BISNIS yang peduli dan menjaga pada kelestarian lingkungan sangat diperlukan saat ini. Terutama agar tidak terjadi banjir atau air menggenang. Membuat perumahan yang menutup jalan air membuat banjir ini bisnis yang tidak peduli lingkungan. Membuka lahan baru dengan membuat kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera jelas-jelas bukan bisnis yang peduli pada alam dan lingkungan.
Besarnya tuntutan masyarakat agar tidak membangun pabrik semen yang merusak sumber mata air dan lingkungan kiranya sejalan dengan bisnis hijau. Semakin padatnya pemukiman penduduk menuntut agar bisnis semakin peduli pada alam dan lingkungan atau menjadi bisnis yang hijau.
Di lingkungan perumahan, ada yang membakar sampah dengan tanpa merasa bersalah kalau asap sampah itu menebar kemana-mana. Usaha laundry dengan segera menutup pintu ketika asap mulai menyebar. Bengkel sepeda motor di perumahan mengetest motor dengan membunyikan keras-keras knalpot tentu bukan contoh bisnis peduli lingkungan. Baik perorangan maupun bisnis harus sama-sama peduli alam dan lingkungan.
Penghargaan terhadap eksportir tangguh di Jawa Tengah baru-baru ini menimbulkan harapan bahwa industri berjalan baik. Perusahaan dari kelompok industri garment dan tekstil serta meubel dan furniture mendapatkan penghargaan Investasi Tangguh 2015 Jawa Tengah tersebut. Semoga bisnis yang tangguh tersebut tidak membuat pencemaran lingkungan namun menjadi contoh peduli dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
Kepedulian pada keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan sudah lama disuarakan. Pada pertemuan konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pembangungan dan Lingkungan, 3-14 Juni tahun 1992 di Brazil Rio de Janeiro, disuarakan perlunya koreksi terhadap industrialisasi. Paradigma baru dalam proses pembangunan adalah pembangunan berkelanjutan dengan keseimbangan tiga pilarnya di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Ekonomi hijau merupakan pandangan pembangunan yang berdasarkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya, pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, dan internalisasi biaya-biaya lingkungan dan sosial. Investasi tangguh Jawa Tengah 2015 yang tidak didukung dengan sumberdaya kapas dan kayu di Jawa Tengah perlu dicarikan solusi agar keterkaitan industri dengan potensi lokal tetap ada.
Pada berbagai kesempatan banyak disampaikan oleh pemerintah maupun Kadinda Jateng bahwa sebagian besar pelaku bisnis di Jawa Tengah adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Salah satu ciri khas UMKM adalah terbatasnya modal dan kemampuan pemasaran. Kekawatiran lainnya adalah terbatasnya kepedulian pada dampak lingkungan dari usaha UMKM ini. Di Pekalongan, limbah air bekas industri batik ditampung dan diolah agar tidak mencemari sungai. Peternakan ayam dan sapi diletakkan tidak di dalam rumah tetapi di persawahan atau di pinggir desa sehingga tidak mencemari udara.
Kawasan Industri di Semarang seharusnya menjadi contoh pengelolaan lingkungan dengan baik. Pohon-pohon peneduh jalan berjajar rapi, taman jalan yang indah, dan jalan tidak berlubang-lubang, juga bebas banjir. Eco-Industrial Park menjadi impian. EIP merupakan sekumpulan industri (penghasil produk/jasa) yang berlokasi pada satu tempat dimana para pelaku bisnis secara bersama mengelola lingkungan, ekonomi dan sosialnya. Infrastruktur didesain peduli lingkungan, konsep produk bersih, mencegah polusi dan ada intercompany partnering. Seringkali truk atau bus dari kawasan industri merusak jalan maka perlu pengaturan agar truk dan bis tidak merusak jalan, dan juga jalan yang dilewati disesuaikan dengan bobot dan ukuran truk dan bis yang lewat.
Bisnis hijau ini dapat didekati dan dianalisis dari berbagai disiplin ilmu. Dalam beberapa bulan ke depan para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata akan membedah dan memberikan masukan terkait bisnis hijau ini. Maka penghargaan Investasi Tangguh juga bisa diiringi dengan penghargaan pada Bisnis Peduli Hijau. Para pahlawan peduli hijau yang lainnya, baik itu walikota atau bupati bahkan gubernur, juga para penggiat lingkungan di Jawa Tengah apabila mereka peduli hijau juga perlu diapresiasi, jadi tidak hanya penghargaan bagi para pelaku bisnis yang peduli hijau saja. (*/smu)
sumber : www.radarsemarang.com