SEMARANG, suaramerdeka – Setiap semester Unika Soegijapranata mengirimkan mahasiswa ke luar negeri, bagian dalam program pertukaran sebagai anggota ACUCA (Association of Christian Universities and Colleges in Asia). Pada semester lalu menurut Kepala International Office Unika Soegijapranata Dr Ekawati Marhaenny Dukut MHum, mengirimkan tiga mahasiswi ke luar negeri.
“Satu mahasiswa ke Jepang, dua mahasiswi lainnya ke Taiwan. Di Jepang, satu mahasiswi menjalani pertukaran di Kwansei Gakuin University sedangkan yang di Taiwan di Providence University,” kata wanita yang akrab disapa Eka di Unika Soegijapranata, Senin (15/2).
Ketiga mahasiswi tersebut antara lain, Elisabeth Dian Iswara dan Stephani Inggrit SD dari Sistem Informasi Teknologi dan Viena Patrisiane dari Bahasa dan Seni. Selain baru saja mengirim tiga mahasiswi yang kini sudah kembali ke Tanah Air, Unika kembali akan mengirimkan satu mahasiswa ke luar negeri mengikuti program pertukaran pelajar. Mahasiswa dari Fakultas Bahasa dan Seni Ulil Albab Af-Farizi akan menjalani pertukaran pelajar di Wenzao Ursulin University og Languages.
Pertukaran mahasiswa ini menurut Eka sudah sangat sering sejak sekitar satu dekade lalu. Unika Soegijapranata setiap semester sejak 10 tahun mengirimkan mahasiswa ke negara-negara Asia dan paling sering ke Taiwan, Korea dan Jepang.
Program pertukaran pelajar ini semakin fokus sejak Kantor Internasional Unika Soegijapranata dibuka. Selama ini Unika selain mengirimkan mahasiswanya, juga pernah menerima mahasiswa dari luar negeri.
Selama di belajar di luar, mahasiswa diberi kesempatan mengikuti mata kuliah tanpa biaya alias gratis. Mahasiswa yang menjalani pertukaran juga mempunyai kesempatan mendapat bantuan dana melalui student mobility skin(SMS) dari pemerintah RI tetapi harus bersaing dengan mahasiswa lainnya.
Eka menantang mahasiswa Unika Soegijapranata, untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa. Menurutnya jangan sampai merasa hebat, sebelum merasakan pergi ke luar negeri dan merasakan suasana belajar di sana.”Mahasiswa Unika harus berani bersaing, minimal dengan rekan-rekannya di Asia,” tambahnya.
Sementara mahasiswi yang baru saja mengikuti program pertukaran di Jepang Elisabeth Dian Iswara mengatakan, agar rekan-rekannya tidak terus-terusan berada di zona nyaman, tidak mencoba pengalaman baru belajar di luar negeri. Sesekali keluar dari zona nyaman dan mencoba pengalaman yang bakal tidak terlupakan seumur hidup.
“Apalagi di sana pemandangannya bening-bening lho, coba saja. Pasti akan mendapat pengalaman yang berbeda dan bisa diambil sisi positif selain dibagi-bagikan ke yang lain,” paparnya.
Senada Stephani Inggrit mengatakan, selain pengalaman juga akan menambah dan memperluas pertemanan. Selama di luar negeri, juga akan bertemu dengan berbagai orang dari negara lain dengan berbagai karakter.
Tautan : http://berita.suaramerdeka.com