Terkadang keinginan orang tua tidak sejalan dengan keinginan anaknya. Namun hal ini tidak terjadi pada Christy Ayu Gita Pradhita. Keinginan dari sang orang tua untuk membawanya dalam dunia modeling ternyata diiyakan olehnya pula.
“ Orang tua saya melihat sikap saya yang sedikit tomboy dan karena pertimbangan anak perempuan satu-satunya, akhirnya saya dimasukkan dalam sekolah modeling. Setelah terjun dalam sekolah modeling tersebut ternyata saya memiliki rasa ketertarikan akan dunia modeling, sehingga sampai sekarang saya menekuni dunia modeling.”
Mahasiswi yang sedang menempuh skripsi di Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata ini mengungkapkan bahwa ia sudah mulai menekuni dunia Modelling sejak duduk di bangku kelas 3 SMP.
Kemampuan dari dara yang akrab disapa Ayu Gita ini memang tak perlu diragukan dalam dunia modeling. Buktinya, pada tahun 2008 ia bisa masuk dalam 10 besar finalis denok kenang Kota Semarang. Dalam penuturannya, Ayu Gita membagikan prosesnya selama ia bergabung dalam denok kenang Semarang,
“ Saya ikut denok kenang pada saat kelas 2 SMA untuk mewakili sekolah. Jadi terdapat beberapa perwakilan di sekolah saya dan ketika sudah didaftarkan ke Dinas Pariwisata, kami diuji tahap pertama yaitu dengan catwalk dan kemudian dari hasil catwalk dipilih menjadi 70 orang. Kemudian dari 70 orang tersebut dibentuk kelompok lagi untuk berdiskusi tentang suatu topik yang diberikan. Setelah itu, kami disaring kembali menjadi 10 orang dan penyisihan kembali dilaksanakan dengan menjawab pertanyaan dari masing-masing juri dan tersisa 5 dan akhirnya muncul sebagai juara.”
Meskipun belum berhasil menyabet gelar juara, Ia sangat senang bisa mengikuti denok kenang. Banyak pengalaman yang bisa didapatkannya dalam kegiatan tersebut,
“ Dari mengikuti denok kenang, saya bisa merasakan dapak nyatanya. Saya ini orang Semarang, tapi tidak tahu pariwisata apa yang ada di kota Semarang. Namun dengan mengikuti kegiatan ini, saya jadi lebih mengenal akan wisata lokal yang menarik. Tadinya saya yang tidak suka dengan budaya-budaya lokal khususnya budaya jawa, setelah diperkenalkan dalam ajang ini menjadi tertarik.”
Pengalaman dalam denok kenang kota Semarang tidak membuat langkahnya berhenti. Dara kelahiran 7 Februari 1993 inipun bahkan juga mengikuti Miss Indonesia pada tahun 2009,
“ Ajang modeling lain yang pernah saya ikuti adalah Miss Indonesia pada tahun 2009. Prosesnya hampir sama seperti denok kenang tadi, namun dengan kapasitas yang besar secara jumlah peserta dan saya akui juri yang sangat berat dalam menilai. Dalam seleksinya, benar-benar diperhitungkan mengenai bakat yang dimiliki, pengetahuan akan pariwisata yang ada di Indonesia. Ketika itu saya mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan Kota Yogyakarta, namun pada saat itu saya belum mengetahui secara matang pariwisata yang ada di Yogyakarta.”
Ditengah kesibukannya dalam pengerjaan skripsi, ia masih sempat untuk melakukan kegiatan yang ada dalam kampus maupun diluar kampus,
“ Saat ini saya sedang mengajukan diri menjadi panitia dalam Reuni Akbar Fakultas Psikologi menjadi Sie Acara, dan selain itu saya juga sedang menekuni pekerjaan saya yaitu Event Organizer. Dan juga saya juga membuka online shop sejak 4 tahun yang lalu dan dari hasil Online shop ini, saya bisa membayar uang kuliah sendiri tanpa harus membebani orang tua.”
Ketika ditanya mengenai motto hidupnya, putri kedua dari 3 bersaudara ini menjelaskan tentang kata-kata mutiara yang terus menjadi pegangannya hingga sekarang.
“ Selagi masih hidup dan masih bernafas saya yakin semua masalah yang dihadapi bisa saya lewati dengan baik.” (Ign)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi