SEMARANG (KRjogja)– Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ternyata mengungkap anomali di dunia pendidikan tinggi kawasan Asia Tenggara.
Menurut Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Y Budi Widianarko MSc di kampus Bendan menyatakan, bentuk anomali adalah miskinnya kerjasama akademik antar perguruan tinggi (PT) di lingkup Asean. PT di negara-negara Asean secara alami justru lebih menggarap kerjasama dengan PT di Amerika Utara, Eropa Barat dan Asia Timur. Dengan kata lain, PT Asean lebih menyukai kemitraan dengan PT dari kawasan yang dianggap lebih maju.
“Sebenarnya pemberlakuan MEA menuntut pemahaman yang komprehensif tentang kawasan Asean. Penelitian dan berbagai kajian ilmiah diperlukan untuk mengungkap kondisi, keberadaan dan tantangan Asean sebagai entitas geografis, sosial-budaya, ekonomi dan politik” ujar Budi Widianarko. Menanggapi tuntutan itu Unika Soegijapranata memprakarsai kerjasama penelitian dengan sesama perguruan tinggi di kawasan Asean.
Prakarsa Unika Soegijapranata diwujudkan dalam bentuk Inisiatif Kerjasama Riset Intra-Asean atau Intra-ASEAN Research Collaboration Initiative (IARCI). Dengan menggandeng dua PT se kawasan, yaitu San Carlos University (Cebu, Filipina) dan Assumption University (Bangkok, Thailand), para peneliti Unika Soegijapranata dari bidang Teknologi Pangan, Manajemen dan Akuntansi berkolaborasi dengan para peneliti sebidang dari kedua universitas mitra tersebut.
“Riset yang dilaksanakan diarahkan pada dua fokus yaitu studi perbandingan (comparative study) dan studi identifikasi keunggulan Asean. Salah satu kegiatan yang diinisiasi adalah riset perbandingan kinerja sektor furnitur di Cebu dan Jawa Tengah. Selain itu, studi keunggulan ASEAN dalam bidang pangan adalah identifikasi pangan fungsional berbahan baku lokal di Indonesia dan Filipina” tandas Budi Widianarko.
Lebih lanjut Budi Widianarko menekankan pula menjadi ironi jika PT sekawasan justru tidak bekerjasama untuk menggarap topik yang khas Asean. Selama ini PT Asean cenderung terjebak mengikuti arus utama topik-topik penelitian global yang malah membuat mereka tidak dapat menonjol dalam kancah publikasi global. Sebaliknya, topik-topik khas Asean justru banyak digarap oleh peneliti asing dari Eropa Barat, Amerika Utara dan Asia Timur. Padahal topik-topik riset khas Asean jika digarap dengan pendekatan kolaboratif oleh PT sekawasan akan memiliki peluang publikasi ilmiah di jurnal-jurnal ilmiah bermutu. Kekuatan penelitian dengan topik Asean yang digarap secara kolaboratif oleh PT-PT kawasan ini adalah pada tafsir atau pemaknaan lokalnya.
“Dengan begitu prakarsa IARCI memberikan dua buah sekaligus, yaitu pemahaman yang lebih dan mendalam tentang Asean, serta peluang kolaborasi publikasi ilmiah di aras global. Guna menunjang pelaksanaan riset kolaboratif itu saat ini Unika Soegijapranata telah mengirim sejumlah visiting scholar (ilmuwan dan dosen tamu) ke sejumlah universitas mitra di Thailand dan Filipina” ujar Rektor. (Sgi)
Tautan : http://krjogja.com