Setelah sebelumnya memberikan pemahaman kepada para pelaku usaha terkait pentingnya keamanan dan kelayakan dalam fungsi bangunan, kali ini Program Studi Teknik Sipil Soegijapranata Catholic University (SCU) atau lebih dikenal dengan Unika Soegijapranata lewat Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) SCU kembali menyelenggarakan Diskusi Bulanan Teknik Sipil dengan topik “Proses Pembangunan Monolithic Dome yang berupa Bangunan Struktur Cangkang Tahan Bencana” pada Jumat, 26 Mei 2023 lalu di Gedung Henricus Constant, Kampus 1 SCU, Bendan.
Lewat kegiatan ini, Program Studi Teknik SCU memperkenalkan konsep monolithic dome atau kubah monolitik, yang merupakan bangunan berstruktur cangkang yang tahan gempa, terutama bagaimana proses pembangunannya, khususnya kepada para mahasiswa, “diberi nama monolithic dome karena dari luar terlihat seperti (cangkang atau kubah) yang utuh,” jelas salah satu speaker, Ir. AMS. Darmawan
Ir. Darmawan menambahkan monolithic dome disinyalir dapat tahan terhadap berbagai bencana, mulai dari gempa, letusan gunung berapi, bahkan sampai tornado atau angin puting beliung.
Selain Ir. Darmawan, diskusi ini juga menghadirkan Antonius Yusanto, salah satu pengembang eco shell, sebutan lain untuk monolithic dome, di Yogyakarta yang menjelaskan tentang bagaimana proses pembangunan serta bahan apa saja yang diperlukan untuk membuatnya.
Selain Indonesia, Darmawan juga menjelaskan Filipina adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang juga sedang mengembangkan konsep bangunan cangkang tahan bencana ini, “bahkan di Filipina ada institut khusus yang memang tugasnya untuk mengembangkan dome ini,” tambahnya.
Koordinator Forum Diskusi Bulanan Teknik Sipil, Ir. Widija Suseno, berharap kegiatan rutin bulanan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa, “topik ini sangat menarik ya, karena bisa menjadi inovasi baru bagi para kontraktor muda kita ini untuk menawarkan konsep rumah tahan bencana dengan harga murah,” tuturnya. [Humas SCU/Hil]