Fakultas Psikologi SCU melakukan audiensi kerja sama dengan Yayasan Pendidikan Astra pada Jumat, 4 Agustus 2023 yang bertempat di Ruang Transit, Gedung Thomas Aquinas, SCU.
Agenda pertemuan ini mengulas mengenai pelatihan dan pendampingan karakter CerDAS yang telah dilakukan oleh perwakilan dari Fakultas Psikologi SCU kepada guru dan siswa SD-SMP-SMK binaan Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim (YPA-MDR) di area Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam audiensi tersebut, dihadiri oleh Yayasan Pendidikan Astra yang diwakili oleh Gunawan Salim selaku ketua YPA-MDR, Wedijanto selaku Sekretaris, Budi Priyantoro selaku Koordinator Akademik SD-SMP, Yusuf selaku Koordinator SMK, Anton selaku External Relations, dan Rudy selaku External Relations.
Dari pihak SCU diwakili oleh Dr Ferdinand MSi selaku rektor, Dr. Berta Bekti Retnawati MSi selaku Wakil Rektor Akademik Kemahasiswaan dan Alumni, Robertus Setiawan Aji PhD selaku Wakil Rektor Inovasi, Riset, dan Publikasi, serta Dr. R. Probo Yulianto Nugrahedi MSc selaku Wakil Rektor Kerjasama dan Pengembangan Bisnis. Sedangkan dari Yayasan Sandjojo diwakili oleh Drs. Ign. Dadut Setiadi MM selaku manajer umum.
Kerja sama ini merupakan kali pertama yang dilakukan SCU dengan Yayasan Astra. Dr Ferdinand Hindiarto MSi, selaku rektor SCU menyambut kerja sama ini dengan tangan terbuka, “Kami dengan senang hati menyambut kerja sama yang dilakukan. Kami berharap kerja sama kita bisa berjalan lama, panjang, dan berlanjut. Mungkin kita juga bisa berdiskusi terkait hal lain untuk KKN bersama. Intinya kami oke dan senang dengan kerjasama yang dilakukan,” tutur beliau.
Drs. Ign. Dadut Setiadi MM selaku manager umum SCU mengaku juga pernah mengawali kerja sama, meski baru terlaksana di tahun ini, “sebenernya 5 tahun yang lalu saya dengan Pak Budi sudah mengawali. Semoga kerja sama ini dapat terus berlanjut, seperti yang disampaikan pak rektor,” pungkasnya.
Kerja sama Fakultas Psikologi SCU dengan YPA-MDR
Kerja sama ini merupakan bagian dari keberlanjutan program CSR yang dilakukan oleh perusahaan Astra. Perusahaan Astra mendirikan Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim (YPA-MDR) sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya di bidang pendidikan.
Dikutip dari astra.co.id, YPA-MDR ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di sekolah binaan, memiliki kecakapan hidup yang dapat meningkatkan kesejahteraan di wilayahnya, mencintai seni budaya lokal, dan memiliki karakter yang didasarkan pada nilai luhur Bangsa Indonesia. Harapannya sekolah binaan dapat menjadi Sekolah Unggul yang berwawasan Global.
Ada sebanyak 106 sekolah binaan, 23.819 siswa, dan 1.509 guru di 13 Kabupaten yang tersebar di beberapa wilayah yang ada di Indonesia. Pada Tahun 2023 ini, YPA-MDR berfokus pada pembangunan pendidikan di Indonesia Timur, salah satunya wilayah Kecamatan Borong yang terletak di Kabupaten Manggarai Timur.
Pada proses pembangunan pendidikan yang sedang dilaksanakan, YPA-MDR mendapati bahwa rata-rata guru dari SD hingga SMK terbiasa melakukan kekerasan fisik terhadap anak didiknya. Menurut YPA-MDR, hal ini menjadi perhatian khusus yang perlu segera ditangani. Namun, YPA-MDR juga menyadari bahwa untuk merubah kebiasaan yang sudah menjadi tradisi atau kultur di wilayah tersebut tidaklah mudah. Perlu adanya pendekatan secara psikologis yang harus dilakukan secara bertahap.
YPA-MDR mempercayai Fakultas Psikologi SCU untuk bekerja sama menurunkan angka kekerasan fisik dalam dunia pendidikan yang sudah biasa terjadi wilayah Indonesia Timur. Menurut dosen Psikologi SCU, Eugenius Tintus Reinaldi MPsi menyampaikan bahwa kekerasan fisik yang terjadi di wilayah Indonesia Timur sudah menjadi suatu habit atau kebiasaan yang mengakar di kebudayaan mereka, “kalau di lingkup pendidikan, kekerasan fisik terjadi karena guru nggak paham sama siswanya,” terangnya.
Oleh karena itu, Eugenius sebagai perwakilan dari dosen Psikologi SCU mencoba menjelaskan program pelatihan dan pendampingan karakter CerDAS yang sudah pernah dipraktekkan langsung di Kecamatan Borong. Dalam program pelatihan dan pendampingan tersebut terdiri dari dua program besar, yakni program guru dan program murid yang masing-masing didalamnya terdiri dari seminar dan pelatihan-pelatihan.
Melalui kerja sama ini diharapkan para guru memiliki kesadaran untuk tidak melakukan kekerasan fisik kepada anak didiknya sebagai bentuk punishment, serta menurunkan tingkat kekerasan fisik kepada anak, terutama dalam dunia pendidikan.