Pelajar dari berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berlomba-lomba menghasilkan karya fotografi terbaiknya. Mereka mengikuti Lomba dan Pameran Fotografi “PhotoFest” (6/11).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Soegijapranata Catholic University (SCU). Mereka tergabung dalam kelompok di mata kuliah (matkul) Event Organizer (EO) Management.
Ada 9 SMA/SMK di Kota Semarang yang ikut meramaikan lomba ini. Adapun diantaranya adalah SMA Sedes Sapientiae, SMA Yayasan Sekolah Kristen Indonesia (YSKI), serta SMK IPT Karang Panas. Pelajar dari SMA Pangudi Luhur (PL) Don Bosko, SMA Sint Louis, dan SMK Penerbangan turut berpartisipasi dalam lomba ini. Lomba ini juga mengundang antusiasme pelajar dari SMA Semesta, SMA Kebon Dalem, dan SMK ST Fransiskus. Selain itu, mahasiswa SCU dan Universitas Ivet (UNISVET) Semarang turut meramaikan lomba ini.
Mengusung tema “Ambience of SCU,” para peserta diajak berburu foto di lingkungan Kampus 1 SCU, Bendan. “Paling banyak ngefoto icon-nya SCU sih ini, patung Mgr. Soegijapranata,” ujar Gailan, salah satu peserta dari SMA Semesta.
David, guru fotografi SMA YSKI Semarang antusias menyambut adanya festival foto ini. “Masih asri banget di sini (Kampus 1 SCU, Bendan), jadi memperluas spot fotonya juga. Banyak ambience yang bisa diambil,” tambahnya.
Lomba ini juga menghadirkan Bedah Foto bersama dosen Prodi Ilmu Hukum SCU, P. Donny Danardono, MHum.
“Jadi ini tugas untuk pemenuhan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS),” ujar Calvin Louis Pribadi, mahasiswa matkul EO Management. Hal ini sekaligus merupakan salah satu implementasi sistem pembelajaran khas SCU, Soegijapranata Learning Model (SLM) dengan Project Based Learning.
“Sepanjang mata kuliah kita diminta untuk selalu follow up progresnya sampai mana dan evaluasinya,” lanjut Calvin. Ia menjelaskan indikator capaian program kerja menjadi aspek yang krusial, karena menyangkut kelulusan mahasiswa dalam matkul ini. Selain itu, dinamika antar mahasiswa dalam masing-masing kelompok juga menjadi aspek penting yang dinilai.
Calvin menyambut metode pembelajaran ini sangat menantang baginya. “Belum pernah menyelenggarakan program kerja sejenis di organisasi lain. Belajar untuk membuat lomba dengan banyak progres, kontrol, dan evaluasi,” pungkasnya.
Dr Heny Hartono, Kepala Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) SCU menilai pentingnya Project Based Learning sebagai metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. “Karena metode seperti ini cukup banyak mendapat perhatian dan fokus dari pemerintah,” tambahnya. [Humas SCU/Hil]