METROSEMARANG – Sembilan perempuan Kendeng yang dulu memasung semen di Istana Negara Jakarta, hari ini (21/4) menggelar dialog ‘Membaca Amdal’ untuk mempertanyakan proyek pabrik semen di kawasan karst Pati.
Dialog ibu-ibu Kendeng diadakan di gedung Thomas Aquinas Unika Soegijapranata pukul 14.00 WIB.
Dialog “Membaca Amdal” di Kampus Unika Soegijapranata, Kamis (21/4). Foto: metrosemarang.com/fariz fardianto
Dialog dimulai dengan teatrikal penolakan pabrik semen yang diperagakan oleh mahasiswa UIN Walisongo. Narasumber yang dihadirkan adalah para aktivis jaringan masyarakat Kendeng, ahli geologi dan Badan Lingkungan Hidup Semarang.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Semarang Agus Riyanto, mengajak kepada para ahli geologi untuk menganalisis dampak pabrik semen di Gombong, Rembang, Pati dan Grobogan secara cermat.
“Kami akan mengawal proyek pabrik semen dengan cerdas karena itulah harus ada keterlibatan dari Menteri Lingkungan Hidup agar Jawa Tengah ini tidak rusak akibat penambangan pabrik semen,” ujar Agus.
Saat ini, acara masih berlangsung. Ada ratusan mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut. Para ahli geologi bergantian memaparkan satu per satu temuan yang tak diketahui oleh pemerintah pusat. (far)
Tautan : http://metrosemarang.com