SEMARANG, – BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis, KSI, serta PPM, beberapa waktu lalu menggelar donor darah sebagai bentuk kepedulian bagi penderita Thalasemia. Kegiatan bertema ‘T-Day, Somebloody to Love’ digelar di selasar Gedung Thomas Aquinas pada Kamis (12/5) seperti rilis yang diterima suaramerdeka.com, Selasa (17/5).
Ketua T-Day Innocentius Alfandro Carlo Wibobo menyatakan, kegiatan ini tidak hanya donor darah tetapi juga Charity Concert, pameran foto dan informasi mengenai Thalasemia. Selain itu juga ada bakti sosial yang digelar pada Minggu (15/5) lalu.
“Kegiatan ini bertujuan untuk lebih menyadarkan masyarakat tentang thalasemia dan lebih peduli lagi terhadap penderitanya karena masih banyak masyarakat luar yang kurang memahami,” kata pria yang akrab disapa Ino.
Acara ini untuk lebih mengenalkan thalasemia, sebagai bentuk peduli terhadap penderita thalasemia. Pihaknya juga ingin memberitahu masyarakat bahwa thalasemia tidak menular dan merupakan kelainan genetik yang dibawa oleh orang tua.
“Masyarakat bisa lebih sadar dan tahu akan bahaya penyakit ini dan tidak menjauhi penderita thalasemia,” tuturnya.
Thalasemia adalah gangguan pembentukan hemoglobin di mana terjadi kelainan atau perubahan pada gen globin yang mengatur produksi hemoglobin dan membuat umur eritrosit memendek. Gejala-gejalanya seperti anemia, sulit bernafas, mudah merasa lelah, wajah pucat, rambut rontok, pembesaran limpa, dan bagi penderita thalasemia berat maka dapat terjadi perubahan bentuk wajah yang disebut Fascies Cooley’s.
Thalasemia tidak menular, karena merupakan penyakit bawaan dari satu atau kedua orang tua ke anaknya ketika masih dalam kandungan. Di Indonesia, menurutnya, seperti dikutip dari thalasemia.org setiap enam sampai 10 dari 100 orang Indonesia membawa gen thalasemia dan jumlah ini cukup besar. “Deteksi dan penanganan serta kepedulian kita bagi penderita thalasemia sangat penting,” pungkasnya.
Tautan : http://berita.suaramerdeka.com