SEMARANG, – Pembelajaran melalui dunia digital atau e-learning, selama ini dipahami tanpa menghadirkan pengajar dalam ruang kelas. Dosen Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya Onno W Purbo menyatakan, e-learning tetap menghadirkan pengajar dalam ruang kelas.
“Tetap menghadirkan dosen atau guru dalam kelas, e-learning berfungsi sebagai fasilitas tambahan kepada mahasiswa tanpa menggantikan kehadiran dosen,” kata Pakar teknologi informasi Indonesia dalam Seminar Nasional Kolaborasi Library 3.0 & E-Learning Dalam Mendukung Kualitas Pembelajaran di Ruang Theater Gedung Thomas Aquinas Unika Soegijapranata, Kamis (19/5).
E – learning bukannya dosen tidak perlu mengajar sambungnya, mahasiswa punya kesempatan lebih pintar dengan belajar melalui sistem tersebut. Kesempatan dosen mengajar dalam satu pekan hanya selama tiga jam, dengan buku, video dan audio secara online.
“Dengan cara ini mahasiswa waktu belajarnya 24 jam. Yang lebih keren saat ujian, normal dosen memberikan dua kali kuis, satu kali mid tes dan sekali ujian akhir. Dengan e-learning tidak ada batasan bisa berkali-kali,” tutur Onno.
Menurut pengalamannya, dia memberikan 18 kuis kepada mahasiswanya. Dari 18 kuis tersebut rata-rata mahasiswa mengerjakan 15 kali ujian sehingga mahasiswanya dalam satu semester bisa mengerjakan ujian ratusan kali dan itu hal yang biasa.
“Dengan mengerjakan ujian berkali-kali, mahasiswa lebih banyak membaca materi berulang-ulang. Selain lebih hemat dari sisi biaya karena hanya memerlukan server tidak kertas yang harganya lebih mahal,” tambahnya.
Sistem ini selain bisa membuat mahasiswa lebih banyak ujian dan belajar melalui website, biayanya juga cukup murah jika dibandingkan menggunakan kertas. Demikian juga dengan perpustakaan digital, selain buku tersimpan lebih aman. Mahasiswa bisa menyalin buku melalui website maupun hard disk eksternal.
Tautan : http://berita.suaramerdeka.com