Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Soegijapranata Catholic University, Gratia Choir kembali membawa kabar sukacita lewat kesertaanya dalam “Disperindag Choir Competition 2024.” Dalam kompetisi paduan suara mahasiswa yang diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Semarang tersebut, UKM Gratia Choir berhasil membawa pulang Medali Emas. Mereka pun berhasil menyabet Juara 1 dalam ajang yang diselenggarakan di Gedung Wisma Perdamaian Kota Semarang pada Sabtu, 10 Agustus 2024 tersebut.
“Terima kasih untuk seluruh pihak yang telah mendukung dan menyukseskan acara ini. Semoga kemenangan hari ini dapat memberikan semangat dan kiranya Gratia Choir bisa menjadi berkat bagi banyak orang,” ungkap Penyanyi UKM Gratia Choir, Inigo Narendra, W. G.
Selain Gratia Choir, ada 11 tim Paduan Suara Mahasiswa (PSM) lainnya yang turut bersaing dalam ajang ini. “Perlombaan tersebut dibuka untuk jenjang perguruan tinggi yang ada di Jawa Tengah,” lanjut Inigo. Adapun beberapa di antaranya berasal dari Kudus, Salatiga, hingga Surakarta.
Gempur Rokok Ilegal
Mengusung tema “Gempur Rokok Ilegal,” kegiatan ini merupakan upaya Disperindag Kota Semarang dalam mengampanyekan edukasi bahaya rokok ilegal kepada masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, MM mengajak masyarakat termasuk para mahasiswa menjadi kepanjangan tangan pemerintah untuk memberikan edukasi bahaya rokok ilegal di lingkungannya.
“Kreativitas kami untuk mengampayekan gempur rokok ilegal. Ke depan, akan diselenggarakan event yang lebih inovatif, seperti lomba film pendek, Tiktok, dan kreasi lainnya,” sambung Kepala Disperindag Kota Semarang, Sakina Rosellasari.
Menggandeng mahasiswa menurut Sakina menjadi langkah tepat mengingat penjualan rokok ilegal mudah menjangkau banyak kalangan hingga ke anak-anak. Bukan hanya kota besar, peredaran rokok tanpa cukai atau cukai palsu sudah menjarah hingga ke desa-desa menurut pengawasan Bea Cukai dan Pemprov Jateng.
Modusnya pun bermacam-macam, mulai dari diam-diam secara individu maupun kelompok hingga penyelundupan besar-besaran. Beberapa di antaranya juga berani memasarkan rokok tersebut secara terang-terang melalui media sosial maupun e-commerce dan marketplace.
“Kondisi ini tentu tidak hanya memprihatinkan, tetapi juga mengakibatkan kerugian penerimaan negara. Rokok ilegal juga lebih berbahaya bagi kesehatan, karena tidak melalui uji laboratorium,” ungkapnya.
Dilansir dari Jatengprov.go.id, produksi rokok ilegal di Jawa Tengah menyebabkan provinsi tersebut mengalami kerugian lebih dari Rp120 Miliar pada 2023.
