SEMARANG – Tim peneliti Unika Soegijapranata, baru-baru ini memberikan workshop pembuatan game edukasi dan potensi kewirausahaan. Pelatihan diberikan di beberapa sekolah dalam manajemen tiga yayasan pendidikan di Semarang, yaitu Yayasan Pendidikan Kristen Krista Mitra, Yayasan Penyelenggaraan Ilahi Indonesia (YPII), dan Yayasan Sekolah Kristen Indonesia (YSKI).
Workshop yang merupakan bagian dari Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi itu, didanai Ditlitabmas Dikti dan dilaksanakan dosen-dosen gabungan dari program Game Technology dan Manajemen Pemasaran Unika Soegijapranata. Tujuan workshop adalah mengenalkan permainan komputer sebagai media alternatif dalam pembelajaran di sekolah.
Yang menarik, guru-guru tanpa latar belakang pendidikan komputer dapat membuat permainan sendiri untuk keperluan pembelajaran. Peserta workshop justru didominasi guru-guru yang bukan pengajar TIK. Dengan bekal konten pengajaran yang dikuasai dan kreativitas masing-masing guru, game yang dihasilkan dapat mempunyai dampak edukasi yang sama kuatnya dengan game yang digandrungi siswa.
Tertarik
Ketua tim peneliti Dr Ridwan Sanjaya menyatakan, game edukasi harusnya tidak semata-mata merupakan transfer konten edukasi dalam bentuk digital, tetapi juga dapat menciptakan perasaan yang sama senangnya ketika siswa memainkan game populer saat ini. Namun, nilai-nilai yang ditransfer merupakan formulasi konten pendidikan yang dikuasai oleh guru-guru.
”Dengan kemudahan dalam membuat permainan berbasis komputer, guru dapat membuat sendiri game pembelajarannya setiap saat tanpa harus bergantung pada pihak ketiga,” kata Ridwan dalam rilis yang dikirim ke Suara Merdeka, kemarin.
Menurut Ridwan, PT Telkom Jateng dan DIY juga menyatakan ketertarikannya atas hasil-hasilindustri kreatif game yang dihasilkan dari sekolah-sekolah. (D9-37)