Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Soegijapranata Catholic University (SCU), Dr. Ir. Lindayani, MP memberikan program pelatihan fermentasi enzim buah di Kelurahan Karang Tempel, Semarang Timur. Program pengabdian masyarakat yang digagas FTP SCU bersama Sekolah Tinggi Farmasi (STIFAR) Yayasan Pharmasi Semarang tersebut digelar pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Program ini pun juga mendapatkan dukungan penuh dari Ikatan Keluarga Apoteker Indonesia (IKAI) Cabang Kota Semarang. “Kami berharap bisa terus berkolaborasi untuk memperluas dampak pengabdian ini,” pungkas Dr. Etty Sulistiyowati, ST, dari IKAI.
Dipimpin Dr. apt. Maria Caecilia, NSH, M.Sc., program ini berfokus pada pemanfaatan buah-buahan lokal untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi. “Kami ingin memberdayakan masyarakat lokal untuk memanfaatkan hasil panen buah-buahan mereka menjadi produk yang tidak hanya berguna untuk kesehatan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” tegas Dr. Ir. Lindayani.
Sebanyak 17 kader PKK dan penggerak masyarakat diajak untuk berlatih mengolah buah-buahan hasil panen mereka menjadi produk Fermentasi Enzim Buah (Ferlasim). Buah-buah hasil panennya pun beraneka ragam, mulai dari mangga, jeruk nipis, markisa, papaya, pisang, jambu biji, tomat, dan belimbing.
Buah-buah yang sebelumnya dikonsumsi langsung, kini diolah menjadi produk Ferlasim yang mempunyai manfaat kesehatan yang tinggi. Proses pengolahannya menggunakan campuran madu, buah, dan air dengan perbandingan tertentu.
“Larutan Ferlasim dibuat dari campuran berbagai jenis buah-buahan, dengan perbandingan 1 bagian madu, 3 bagian buah dan 10 bagian air minum,” jelas Dr. Ir. Lindayani. Menurut keterangannya, proses fermentasi dilakukan selama kurang lebih 1 tahun. Tujuannya agar produk Ferlasim dapat menghasilkan enzim-enzim alami yang baik bagi kesehatan.
Para peserta juga diperkenalkan dan diberikan edukasi lebih lanjut mengenai proses fermentasi enzim buah berikut produk-produknya. “Antusiasme peserta sangat tinggi, dan kami sangat senang melihat peningkatan pengetahuan mereka melalui program ini,” tambah Dr. Ir. Lindayani. Kehadiran Lurah Karang Tempel, Suharyati, SIP juga memperkuat dukungan pemerintah lokal terhadap program pengabdian yang diinisiasi.
Lebih lanjut, Dr. Ir. Lindayani menuturkan pihaknya menerima dana dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM). Maka dari itu, program ini direncanakan akan terus dipantau dan dikembangkan lebih lanjut. Tujuannya untuk menjangkau lebih banyak warga di kalangan masyarakat.
“Kami berkomitmen untuk memantau perkembangan produksi Ferlasim di Karang Tempel dan berharap program ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian warga setempat,” imbuh Dr. Ir. Lindayani.