Klinik Pratama Ibu Teresa Soegijapranata Catholic University (SCU) memberikan edukasi dampak, risiko, serta gejala gangguan keseimbangan yang erat kaitannya dengan vertigo. Dikemas dalam Seminar Kesehatan “Vertigo dan Gangguan Keseimbangan,” edukasi tersebut diberikan kepada dosen serta tenaga kependidikan SCU. Mereka berkumpul di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan pada Rabu, 20 November 2024.
Bersamaan dengan itu, Pemeriksaan Kesehatan juga dihadirkan untuk para sivitas akademika SCU. Pemeriksaan ini mengundang antusiasme lebih dari 60 dosen dan tenaga kependidikan untuk ikut berpartisipasi. Mereka mengikuti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, serta asam urat.
Selain itu, mereka juga mengikuti Fukuda Stepping Test (FST). Tes ini mengukur keseimbangan serta gejala vertigo, tujuannya untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya ganggunya keseimbangan yang disebabkan gangguan vestibular.
Koordinator Pelayanan Klinik Pratama Ibu Teresa dr. Fransisca Mellanie Suhendro menjelaskan topik gangguan keseimbangan tubuh relevan dengan kebutuhan sivitas akademika. Ia menerangkan kondisi tanah yang naik-turun memberikan risiko jatuh lebih tinggi, sehingga penting untuk memberikan edukasi terkait kiat menjaga keseimbangan tubuh. “Sebagai pengingat walaupun sering serta merasa sering olahraga di sela-sela banyaknya aktivitas, tidak menjamin koordinasi tubuh selalu bagus,” tegasnya.
Pembicara Seminar dr Rahma Athifah Amelia turut berpesan untuk selalu berolahraga secara rutin. Ia juga mengajak para peserta untuk rutin melakukan gerakan rehabilitasi agar otak dapat beradaptasi dengan vertigo yang muncul. “Karena sebenarnya vertigo ini bukan penyakit, melainkan gejala yang timbul dari penyakit utama,” tuturnya.
Seminar dan Pemeriksaan Kesehatan
Dalam kegiatan ini, Klinik Pratama Ibu Teresa menggandeng RS Primaya dan Kalbe Nutritionals. Kegiatan ini pun agenda pertama Klinik Pratama Ibu Teresa bekerja sama dengan RS Primaraya. Namun, dr Mellanie menuturkan pihaknya sudah lama menjalin kerja sama dengan Kalbe Nutritionals dalam berbagai kegiatan sejenis. “Sering kami gandeng untuk seminar dan pemeriksaan kesehatan sebelum-sebelumnya,” pungkasnya.
Rangkaian kegiatan ini menjadi agenda rutin yang digelar setidaknya 2 kali tiap tahun. Topik yang diangkat pun relevan untuk menjawab kebutuhan sivitas akademika, seperti gizi klinik dan sindrom metabolik. “Pernah kami hadirkan timbang lemak karena saat itu membahas tentang obesitas. Beberapa kali kami juga menghadirkan pemeriksaan laboratorium sederhana,” tambah dr Mellanie.
Menggandeng Candi Eye Center, kesehatan mata akan menjadi topik yang akan dibahas dalam Seminar dan Pemeriksaan Kesehatan selanjutnya pada Mei 2024 mendatang. “Melihat dengan semuanya yang serba online, maka kami terpikir untuk mengangkat topik tentang kesehatan mata,” tutup dr Mellanie.