Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Soegijapranata Catholic University (SCU) mengajak mahasiswanya membuat action figure menggunakan air dry clay. Alumnus DKV SCU, Viona Daisy, SDs diundang untuk membagikan pengalamannya mengkreasi ide berbahan tanah liat ini. Beberapa di antaranya yakni gantungan kunci hingga boneka.
Viona menyapa adik tingkatnya dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan di Gedung Henricus Constant, Kampus 1 SCU Bendan. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 20 Juni 2024 dan diikuti oleh lebih dari 70 mahasiswa DKV SCU. Kuliah Umum ini sekaligus merupakan bagian dari proses pembelajaran dalam Mata Kuliah Desain Produk.
“Action figure ini juga tidak akan pernah ada habisnya, karena jualnya pun bisa sampai impor ke luar negeri. Ada standarnya juga. Melatih mereka untuk bisa membuat media Intellectual Property-nya dengan bahan yang mudah didapat,” jelas Ketua Program Studi DKV SCU, Louis Cahyo Kumolo Buntaran, MM.
Intellectual Property sendiri mencakup berbagai hal yang merupakan ide kreasi pikiran manusia, seperti karya seni, sastra, simbol, desain, hingga karakter.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Desain Produk
Menciptakan Intellectual Property berikut medianya sendiri merupakan capaian dalam Mata Kuliah Desain Produk. Bukan hanya menciptakan, mata kuliah ini juga mendorong mahasiswa untuk menggagas strategi pemasaran guna mempromosikan Intellectual Property-nya.
“Kebutuhan Intellectual Property, terutama untuk karakter memang selalu ada. Medianya juga macam-macam, seperti kaos, animasi, gim, gantungan kunci, dan merchandise lainnya. Jadi clay ini adalah salah satunya,” jelasnya.
Nantinya, mahasiswa akan diminta mempresentasikan karya mereka di akhir semester sebagai penilaian tugas akhirnya.
Berkaca pada hal tersebut, Louis menilai pentingnya kegiatan ini sebagai upaya program studinya dalam memberikan bekal mahasiswa dalam membuat media Intellectual Property.
“Jadi karakter action figure yang dibuat di pelatihan ini kami buat seragam, selanjutnya mahasiswa bisa mengembangkan sendiri dengan karakter yang mereka buat. Jadi dapat basic mengkreasi clay-nya dulu. Bikin rangka dan teksturnya dulu,” harap Louis.