SEMARANG (KR) – Banyak penelitian dan temuan dari pare dosen maupun peneliti di Perguruan Tinggi (PT) belum tersosialisasi dengan baik ( masih terbatas) ke masyarakat. Bahkan basil penelitian tersebut sering hanya berakhir pada jurnal ilmiah terbatas yang tidak diketahui masyarakat luas atau menumpuk di rak-rak Perpustakan.
"Sebenarnya sangat banyak inovasi dan hasil penelitian dosen PT, selain untuk jurnal ilmiah sebagai tuntutan kredit point kenaikan pangkat jugs bisa dipublikasikan ke masyarakat lewat media massa,” Pemimpin Redaksi (Pemred) SKH Kedaulatan Rakyat Drs Octo Lampito MPd didampingi Kepala Biro Semarang Isdiyanto SIP saat silaturahmi ke Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang di kampus Jalan Bendan, Semarang, Selasa(17/2).
Menurut Octo, media memiliki peran strategis dalam menyebarluaskan hasil penelitian. Karena lewat penyebaran informasi ke media massa, maka temuan, inovasi dan hasil penelitian dari PT semakin cepat tersebar dan bisa dimanfaatkan secara cepat dan maksimal oleh masyarakat umum. Sehingga masyarakat bisa cepat mengetahui adanya temuan atau hasil penelitian yang bisa diaplikasikan di masyarakat secara cepat.
Sementara itu Rektor Unika Soegijapranata Semarang Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc menyambut baik kunjungan silaturahmi Pemred KR beserta sejumlah wartawan Biro Semarang ke kampus yang dipimpinnya. Dia berjanji akan menyampaikan tawaran penyebaran informasi basil penelitian kampus ke media massa kepada para dosen Unika terutama pada sekitar 50 dosen bergelar doktor (S-3) dari berbagai disiplin ilmu yang tergabung pada kelompok Forum Doktor Unika Soegijapranata.
"Seperti halnya Koran KR, yang mempunyai motto atau tagline Migunani Tumpraping Liyan, maka Unika Soegijapranata memiliki tagline yang serupa yaitu bakat mtuk tanah air dan kemanusiaan. Sama-sama berbakti pada ‘liyan’ atau kemanusiaan," terang guru besar bidang teknologi pangan tersebut.
Pada kesempatan itu, Budi Widianarko menyampaikan, Unika menjalankan kerja sama networking dengan berbagai perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri. Juga memiliki sejumlah program internasional termasuk program Indonesian Traditional Herbal Medicine (non degree) yang sangat diminati orang-orang asing. (Sgi)-c