Semakin kemari, arah perspektif konsumen dalam mengidentifikasi spesifikasi produk makanan menjadi semakin berkembang dan beragam. Kriston Siagian, STP, MM, selaku Business Unit Manager Food Healthcare PT British Standard Indonesia (BSI) menilai kualitas produk makanan bukan hanya diukur berdasarkan mutunya, melainkan juga aspek keamanannya. “Bukan hanya mutu atau quality, tapi juga tentang food safety,” jelasnya. Bukan hanya produknya, melainkan juga fasilitas dan keamanan bangunan, lingkungan kerja, serta perilaku pekerja menjadi beberapa aspek penting dalam keamanan pangan.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan isu keamanan pangan sendiri sudah berkembang di Eropa sejak tahun 1970, kemudian berkembang di Indonesia sebelum tahun 1990-an.
Karena itu, menjadi tantangan bagi industri pangan guna memenuhi aspek keamanan pangan. “Ketika dia melakukan bisnis industri pangan, butuh sistem keamanan pangan,” tambah Kriston.
Beliau menjelaskan pentingnya praktisi di bidang pangan menguasai Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) guna mencegah serta mengendalikan bahaya suatu produk pangan. “Merupakan tools di dalam sistem manajemen keamanan pangan yang memiliki 7 prinsip,” jelasnya terkait HACCP.
Prinsip HACCP tersebut di antara adalah analisis bahaya, identifikasi Critical control Point (CCP), serta penetapan batas kritis. Adapun prosedur pemantauan, tindakan perbaikan, prosedur verifikasi, serta pencatatan dan dokumentasi juga menjadi sekian dari 7 prinsip HACCP.
Sertifikasi FSMS: HACCP dan Audit Internal
Lewat Food Safety Management System (FSMS) Training, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata memberikan Sertifikasi HACCP dan Audit Internal FSMS guna mempersiapkan mahasiswanya yang akan terjun di industri pangan. Sertifikasi ini diselenggarakan pada 28 Agustus hingga 1 September 2023 di Kampus 2 SCU, BSB City.
Bekerja sama dengan BSI, kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan FTP SCU yang diwajibkan kepada mahasiswa semester 6 Program Studi Teknologi Pangan. “Menjadi suatu keunggulan dan nilai tambah bagi lulusan kami (SCU) di program s1 teknologi pangan,” jelas Kepala Program Studi Teknologi Pangan SCU, Mellia Harumi, MSc.
Kegiatan ini juga memberikan ruang terbuka bagi para akademisi dan praktisi di bidang pangan guna mendapatkan Sertifikasi HACCP dan Audit Internal. Selain itu, beberapa mahasiswa Magister Teknologi Pangan SCU juga turut serta mengikuti sertifikasi ini.
Adanya kegiatan ini diharapkan mampu menjadi fasilitator peserta, khususnya mahasiswa FTP SCU dalam menghadapi tantangan terjun di industri pangan. “Bukan hanya teori saja, melainkan praktik nyata tentang standar dan regulasi. Bagaimana menghadapi bahaya keamanan pangan di industri pangan,” tambah Mellia. [Humas SCU/Hil]