Polusi udara di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menjadi isu terkini yang sering dibicarakan. Bukan hanya di kalangan praktisi dan akademisi, melainkan juga masyarakat, khususnya masyakarat DKI Jakarta.
Tingkat pencemaran udara di Jakarta menurut angka High Air Pollution (AQI) pada (16/8) lalu telah mencapai 159, yang termasuk dalam kategori tidak sehat. Perlu diketahui, ada 6 kategori peringkat AQI, yaitu : 1) 0 – 50 (Baik); 2) 51 – 100 (Sedang); 3) 101-150 (Tidak sehat bagi kalangan sensitif); 4) 151-200 (Tidak sehat); 5) 201-300 (Sangat tidak sehat); dan 6) 300+ (Berbahaya).
Melansir CNBC, adapun aktivitas transportasi, industri, dan kegiatan rumah tangga menjadi faktor penyebab meningkatnya angka polusi udara di Jakarta.
“Pemerintah DKI berencana untuk WFH bagi para pegawai dan menganjurkan Work From Home (WFH) untuk sektor swasta, demi mengurangi beban polusi akibat perjalanan ke tempat kerja,” ujar Kepala Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan (PDIL) Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata, Dr Fl. Budi Setiawan.
Matrikulasi PDIL SCU Isu polusi udara ini juga diangkat dalam Kuliah Umum Matrikulasi PDIL SCU yang diselenggarakan di Gedung Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU, Bendan. “Tema-tema tertentu memang diangkat dalam matrikulasi ini. Dalam kegiatan ini juga mengangkat isu lingkungan yang masih populer saat ini di Jakarta,” jelas Dr Budi.
Selain polusi, kuliah umum matrikulasi yang diselenggarakan pada awal kuliah perdana mahasiswa baru PDIL SCU ini juga berfokus pada isu ekologi dan konservasi. Kegiatan ini bertujuan guna memberikan pengenalan bagi mahasiswa baru PDIL SCU. Selain mahasiswa baru, mahasiswa lama juga diberi kesempatan untuk bergabung. “Terutama untuk hal-hal yang bersifat penyegaran atau pemberian wawasan lingkungan dari narasumber yang kita undang,” tambah Dr Budi.
Tahun ini, PDIL SCU menghadirkan Prof Ignatius Dwi Atmana Sutapa, perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sekaligus tenaga ahli asesmen perguruan tinggi seluruh dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman utuh kepada mahasiswa baru dalam membuka wawasan keilmuan lingkungan yang lebih luas. Filsafat ilmu dan kepemimpinan lingkungan menjadi salah satu fokus mahasiswa dalam tahun pertama perkuliahan.
PDIL sendiri merupakan ilmu yang bersifat multidisiplin dan interdisiplin. Calon mahasiswa PDIL dengan latar belakang keilmuan apapun sangat memungkinkan bergabung dengan PDIL. “Bahwa mahasiswa dari luar disiplin ilmu lingkungan dapat memahami mengenai lingkungan dan ide-ide untuk riset yang akan dilaksanakan,” harap Dr Budi. [Humas SCU]