Kamis (1/6/2023), Chief Executive Officer (CEO) Meta, Mark E. Zuckerberg mengumumkan perusahaannya akan mengeluarkan Headset Virtual Reality (VR) Meta Quest 3. Sebagai penerus VR Oculus Quest 2 yang lahir pada 2020, kinerja grafisnya meningkat 2 kali lipat dibanding pendahulunya. Anak baru Meta ini dilengkapi fitur passthrough full color dengan resolusi tinggi yang memungkinkan pengguna dapat melihat warna dari ruang fisik di sekitarnya. Hal ini juga memungkinkan Meta Quest 3 menggabungkan Augmented Reality (AR) di dunia nyata. Pengguna pun juga bisa merasakan umpan balik ketika mengaktifkan TruTouch di perangkat Touch Pro.
Teknologi baru yang diperkenalkan Meta menjadi tanda semakin menipisnya batas dunia maya dan realita. “Di bidang kesehatan, dokter menggunakan VR dan AR untuk melakukan demo operasi,” ujar Adi Nugroho, Chief Business and Innovation Officer Festivo. Beliau menambahkan, teknologi baru Meta ini juga dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu berkisar di angka Rp 7 – 8 jutaan.
Peran Dunia Desain dalam Perkembangan Teknologi
Adi memaknai pentingnya peran sektor desain guna mengembangkan kedua teknologi ini. “Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) harus mengulik teknologi baru sebelum nunggu dosennya. Karena kalian yang akan memvisualisasikan di VR dan AR agar jauh lebih menarik,” ujarnya di hadapan 160-an mahasiswa, alumnus, beserta dosen Program Studi (Prodi) DKV Soegijapranata Catholic University (SCU).
“SCU kan juga punya program Game Technology. Bisa tuh, kolaborasi dengan mereka bikin kelas bareng,” ujarnya dalam kegiatan Creative Sharing di Gedung Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan (6/10/2023). Mengusung tema Push your Limit with VR and AR, Adi berkesempatan membawa peserta merasakan atmosfer VR yang dikembangkan oleh perusahan yang didirikannya, Festivo. “Teknologi seperti ini kan udah deket banget dengan kita, ya. Jadi, penting banget buat mahasiswa dibekali dengan hal-hal yang berbau dengan teknologi,” tambah Agnes Indah Suciani, dosen Prodi DKV SCU.
Creative Sharing Prodi DKV SCU
Sejalan dengan itu, Louis Cahyo Kumolo Buntaran, Kepala Prodi (Kaprodi) DKV SCU berpesan kepada mahasiswanya untuk selalu terbuka dengan adanya teknologi. “Fleksibel, harus terus belajar dan terus beradaptasi,” pesannya dalam kesempatan yang sama.
Kegiatan ini diselenggarakan Prodi DKV SCU sebulan sekali guna memfasilitasi mahasiswa untuk belajar langsung dari praktisi di bidang desain. “Kami juga selalu mengundang alumni untuk bisa berbagi dengan teman-teman mahasiswa. Seberwarna apa dunia kerja, pengetahuan, dan tips and trick apa yang dibutuhkan dan harus dipersiapkan,” tambah Agnes. [Humas SCU/Hil]