Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Dr. Ferdinand H, S.Psi.,M.Si, menghadiri acara diskusi sekaligus menjadi narasumber dengan judul acara yakni Leaders (Eat Last). Acara tersebut diadakan oleh Radio Idola Semarang, pada Selasa 19 Juli 2022, bertempat di Hotel @HOM Semarang (by Horison).
Tidak hanya Rektor Unika yang menjadi pembicara, melainkan Dr. Hendrar Prihadi, S.E., M.M (Wali Kota Semarang) juga turut menghadiri acara sebagai pembicara pembukaan. Kemudian ada pula, Billy Dahlan (Presdir PT Dafam Property Indonesia. Tbk) dan Harjanto Halim (CEO PT Marimas Putera Kencana).
Ferdinand mengaku bahwa buku Leaders (Eat Last) karya Simon Senek bukanlah berisi tulisan-tulisan yang utopis, namun malah terbilang praktis untuk dilakukan. Sebab ia, merasa ketika menjadi pemimpin atau leader hal yang terpenting adalah bukan diri sendiri melainkan adalah membuat nyaman orang-orang yang ada didalamnya.
“Jadi buatlah nyaman orang. Saya selalu mengatakan kepada tim saya, boleh salah, salah dua kali boleh, tetapi salah terus nggak boleh. Yang terpenting setelah melakukan salah segera direfleksikan kesalahannya. Lalu ketika kita kalau sebagai leader perlu namanya yaitu memberi ruang untuk teman-teman tim boleh salah, boleh punya ide, boleh punya gagasan,” tuturnya.
Berbicara mengenai sikap kempimpinan. Ia melanggengkan bahwa leadership itu tidak hanya terjadi secara alami namun perlu juga adanya pembinaan, baik dari lingkungan luar dan lingkungan keluarga. Mantan psikolog PSIS Semarang itu, mencoba mengkorelasikan sikap leadership antara nature dan nurture.
“Jadi pengalaman mengambil resiko, pengalaman menerima masalah, itu harus dirasakan seorang leader,” ucapnya.
“Saya sempat memanggil tim satgas untuk revitalisasi kampus Unika yang di Jalan Bendan Dhuwur, karena kami sekarang punya dua kampus yang jaraknya agak berjauhan, kampus yang kedua itu ada di BSB (yang bentuknya kekinian banget), nah kalau saya nyebutnya kampus yang di Jalan Bendan Dhuwur itu bukan kuno, tapi berpengalaman. Rencananya saya akan mendahulukan revitalisasi pada gedung-gedung mahasiswa dulu, Gedung Mikael (Kantor Rektorat) direvitalisasi paling terakhir, karena biar mahasiswa dulu yang bisa merasakan kenyamanan ketika pas pembelajaran. Ya, saya pikir contoh-contoh seperti ini adalah bagian dari nurturing,” tambahnya.
Selain paduan sikap leadership antara nature dan nurture, Ia juga beberpegang teguh bahwa ‘leadership is a not posisition, leadership is a process’.
“Sebuah proses ini bisa terbentuk melalui didikan lingkungan orang rumah atau keluarga, maka pesan/values yang diberikan orangtua ke anak itu harus betul-betul tersampaikan, karena anak itu pengamat obsever yang paling hebat, jadi apa yang dilakukan oleh bapaknya atau ibunya akan diamati oleh anak-anak sampai pakem dan kuat” tutupnya. (Dim)