Seiring berjalannya waktu, Unika Soegijapranata yang sudah mulai membuka akses masuk terbatas sesuai dengan regulasi pemerintah terkait pandemi covid-19, pada Jumat (3/12) telah menerima kunjungan dari KB TK Kanisius St Yusup Jatingaleh yang berkunjung ke museum Mgr Soegijapranata.
Rombongan sekitar 30 anak-anak yang didampingi oleh empat guru mereka ini, diterima oleh Ketua TSI (The Soegijapranata Institute) Unika Soegijapranata Rikarda Ratih Saptaastuti SSos M I Kom beserta tim TSI lainnya.
Dalam kunjungan tersebut, Kepala Sekolah KB TK Kanisius St Yusup Jatingaleh Familia Sinta Pramodawardani SPd mengemukakan maksud dilaksanakannya kegiatan kunjungan ke museum Mgr Soegijapranata.
“Kami ingin mengenalkan sosok pahlawan nasional Indonesia yang dekat dengan lingkungan sekolah mereka, disamping itu juga untuk memupuk semangat patriotisme dan membentuk profil pelajar Pancasila,” ucapnya.
Dan ternyata saat berkunjung, kami disambut dengan baik, bahkan anak-anak yang biasanya selalu jaga jarak dengan orang baru di lingkungan mereka, sewaktu berkunjung ke Unika Soegijapranata justru mereka cepat merasa akrab dengan Bapak dan Ibu yang menyambut kami.
Tentu hal ini adalah pertanda yang baik, karena ternyata Unika Soegijapranata adalah kampus yang ramah anak. Hal ini terbukti saat para murid kami ajak berkunjung ke Unika, respon mereka sangat antusias bahkan beberapa diantara mereka datang lebih terlalu awal saking antusiasnya akan diajak berkunjung ke museum Unika.
“Selama berkegiatan, mereka juga tampak ceria dan sungguh menikmati momen kunjungan yang didampingi oleh Bapak Ibu dari Unika Soegijapranata,” tutur Bu Sinta.
Sementara Ketua TSI Unika Soegijapranata, ketika menyambut para murid Sekolah KB TK Kanisius St Yusup Jatingaleh mengemukakan apresiasinya atas inisiatif dari pihak sekolah yang memberikan wawasan kebangsaan pada anak didiknya.
“Mgr Soegijapranata adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Peran beliau dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia terkenal dengan istilah ‘silent diplomacy ‘, artinya meski sebagai pemuka agama Katolik, namun tidak menghalangi jiwa patriotismenya dengan tetap menyuarakan kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomatik,” ungkapnya.
Dan masih banyak peran Mgr Soegijapranata dalam membangun jiwa nasionalisme bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan, salah satunya adalah semboyannya ‘100 persen Katolik 100 persen Indonesia’, pungkasnya. (FAS)