Guru yang kapabel dan sejahtera, merupakan kunci terwujudnya SDM Unggul Indonesia Maju. Menteri pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang dikenal sebagai menteri milenial menerjemahkan visi presiden tentang terwujudnya SDM Unggul Indonesia Maju dengan melakukan dua hal, yakni membenahi pembelajaran dan membenahi guru.
Demikian diungkapkan Ketua PGRI Jateng Muhdi, S.H, M.Hum saat memberikan sambutan pengantar pada acara Seminar Digitalisasi Pengelolaan Pembelajaran dan Penguatan Pendidikan Karakter di Gedung Pusat Lt.7 UPGRIS, Minggu (24/11).
Dijelaskan, terkait dengan pembelajaran adalah bagaimana pendidikan itu menghasilkan lulusan yang kompeten dan berkarakter serta menjadi pribadi yang unggul. Sedangkan terkait dengan guru adalah bagaimana menjadikan guru-guru itu kapabel dan sejahtera. “Jadi kuncinya ada pada guru. Inilah yang menjadi tugas kita bersama saat ini,” tegas Muhdi.
Menurut Dia, mendidik siswa yang berkarakter harus dengan sinergi antara guru dan orang tua melalui sebuah pembiasaan yang sama bagi anak-anak. Apa yang diajarkan para guru di sekolah juga harus dilakukan oleh orang tua di rumah, tuturnya
Oleh karena itu, Muhdi menandaskan, PGRI mendorong para guru untuk mendidik dengan hati yang dilandasi pemikiran bahwa menjadi guru adalah pangilan jiwa. Terkait dengan itu PGRI pun telah berupaya memfasilitasi dengan berbagai pelatihan pengembangan kompetensi untuk guru. PGRI berkomitmen untuk berkontribusi membangun terwujudnya generasi emas. Indonesia yang kini memiliki bonus demografi harus dikelola dengan baik dengan menciptakan SDM yang unggul melalui pendidikan bermutu, yaitu pendidikan yang dijalankan oleh guru-guru yang kapabel dan sejahtera.
Selanjutnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Jumeri, S.T, M.Si. yang membuka seminar tersebut, dalam sambutannya sangat mengapresiasi komitmen PGRI untuk memfasilitasi pengembangan guru yang melek digital karena diyakini guru adalah kunci dari pengembangan SDM Indonesia.
Terkait tema seminar, Jumeri mengungkapkan bahwa saat ini siswa telah bergelut dengan teknologi dalam segala lini, tidak terkecuali pendidikan. Untuk itu diharapkan guru dapat menyesuaikan hal tersebut sehingga guru mampu mengiringi setiap kegiatan siswa yang terkait dengan dunia digital.
Seminar yang dimoderatori Erwan Rachmat S.Pd M.Pd Kasek SMP.N 10 Semarang, menghadirkan Narasumber Prof. Dr. F. Ridwan Sanjaya, S.E., S. Kom., MS.IEC, Pakar Teknologi Informasi (Rektor Unika Semarang) dan H. Widadi, S.H, pegiat pendidikan karakter (Ketua PGRI Jateng masa bakti XXI).
Ridwan Sanjaya mengungkapkan bahwa peningkatan pengguna internet 10 tahun terakhir sebesar 600%. Prosentase pengguna teknologi saat ini Generasi X 25%, Genearasi Y 60?n Generasi Z sebesar 88%. Siapa generasi Z, mereka yang berusia 5 sd 24 tahun dengan aktifitas studi, sekolah, dan kuliah telah menjadikan internet sebagai sumber informasi sehingga teknologi menjadi lekat dengan kehidupan anak.
Dikatakan, perkembangan teknologi juga tidak dapat dihindari, mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman akan hilang tergerus oleh para kompetitor yang bertahan.
Menurutnya, salah satu tantangan dunia pendidikan saat ini adalah banyak perusahaan besar seperti Youtub tidak mempertimbangkan ijasah dalam perekrutan pegawai, mereka menggunakan sertifikat kompetensi.
Selain itu, Ridwan menambahkan, mudahnya akses informasi melalui internet (NYU dan Youtube) menjadi kompetitor bagi sekolah maupun perguruan tinggi yang masih mengandalkan buku sebagai sumber informasi, karena itulah pendidikan harus beradaptasi. Proses adaptasi melalui: self-distruption, yakni membuka diri terhadap perubahan sehingga menemukan keunggulan lain yang bisa ditonjolkan dan terus bergerak, jelas Ridwan.
Selanjutnya, H. Widadi, S.H mengungkapkan bahwa perubahan menjadikan suatu ketidak nyamanan sehingga membutuhkan proses. Perkembangan teknologi menjadikan manusia menjadi manusia yang sebenarnya, bukan menjadi manusia yang dikendalikan oleh teknologi. Tetapi juga harus diiringi dengan perkembangan karakter yang kuat.
Dikatakan, tantangan pendidikan merujuk pada pidato mendikbud adalah guru dengan latar belakang teori masa lalu dituntut menyusun pembelajaran sesuai dengan jaman sekarang dan menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan di masa yang akan datang.
Diterangkan, pendidikan diharapkan dapat mentransformasi nilai-nilai kepada anak menjadi manusia dewasa yang mandiri, cerdas dan berguna. Hal ini diperkuat dengan fungsi pendidikan adalah membangun manusia yang berkarakter dan dapat berkontribusi. "Disinilah pentingnya paradigma guru yang berkarakter untuk membangun siswa yang berkarakter", jelas Widadi.
Selanjutnya Widadi menuturkan, bertolak pada filosofi pohon karakter, yang berperan sebagai akar adalah integritas yang dimiliki guru, pohon dan daunnya adalah kompetensi guru, sedangkan buah adalah capaian pembelajaran. ‘Perilaku yang menjadi penghambat perubahan adalah ketakutan dan kekhawatiran’, tutur Widadi
Peserta dalan seminar ini yakni perwakilan pengurus PGRI dan APKS PGRI Kab/Kota Se-Jawa Tengah, para guru-guru Eks Kares Semarang, pengurus Pleno PGRI Jawa Tengah, dan dihadiri pula sejumlah undangan seperti Kadisdikbudprov, Kanwil Kemenag, MKKS SMP, MKKS SMA, MKKS SMK, IGTKI.
Kadinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah pun menunggui acara tersebut hingga selesai.
►http://pgri-jateng.info/archive/read/581/guru-harus-kapabel-dan-sejahtera