Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unika Soegijapranata mengadakan Webinar Series FTP ke-15 buat memperingati Hari Diabetes Sedunia yang diperingati dalam lepas 14 November.
Webinar Series FTP ke-15 dilaksanakan dalam Sabtu (13/11/2021) dengan tema “Dietary Habit and Treatment of Diabetes Mellitus”. Hadir menjadi narasumber dalam aktivitas tadi merupakan dr Heri Nugroho & acara dimoderatori sang Laksmi Hartajanie yang ketika ini menjabat menjadi Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata.
Jumlah penderita obesitas di Indonesia, sebutnya, berada dalam ranking 7 dari 10 negara ASEAN, mengalahkan Singapore. Maret 2021, WHO merilis bahwa, pasien obesitas di Indonesia semakin tinggi 2 kali selama 2 dasa warsa terakhir. Hal ini sebagai keprihatinan & perlu ditangani dengan serius sang Pemerintah.
Menurutnya, selama dasa warsa terakhir, prevalensi diabetes sudah semakin tinggi lebih cepat di negara-negara berpenghasilan rendah & menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Hal ini terjadi dalam ketika anak masih dalam kandungan, genetik anak telah terbiasa dengan situasi kekurangan gizi. Sehabis lahir, sebab asupan nutrisi yang relatif, maka pertumbuhnya sebagai lebih cepat.
Jika hal itu berlanjut hingga masa remaja & pola makan tidak dikendalikan, maka menurutnya akan berakhir dengan diabetes & banyak sekali komplikasinya.
“Perubahan gaya hidup moderen memicu terjadinya obesitas. Misalnya kurangnya aktivitas, banyak duduk & pasif. Maka diharapkan dalam masa pandemi jangan membentuk kita sebagai kaum rebahan, sebab dapat menimbulkan obesitas. Obesitas bersifat protektif terhadap obesitas itu sendiri. Artinya bila berat badan telah turun, tetapi kita kembali ke gaya hidup sebelumnya maka obesitas akan kembali,” jelasnya lebih lanjut.
Katanya, circadian clock system mesti ditaati. Kapan makan, kapan tidur, kapan beraktivitas wajib ditaati. Perubahan circadian clock system mengakibatkan obesitas, kadar gula darah tidak terkontrol, & memicu terjadinya diabetes.
Obesitas, sebutnya, bukan adalah lambang kemakmuran, akan tetapi telah adalah tanda-tanda suatu penyakit. Aneka macam komplikasi yang dapat terjadi sebab obesitas antara lain stroke, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, rematik, & penurunan fungsi paru.
Dengan begitu, menurutnya dibutuhkan lima pilar rapikan kelola diabetes melitus. “Pertama, pendidikan. Seseorang diharapkan mengerti pentingnya mengenali tanda-tanda diabetes misalnya sering kencing, gampang haus, gampang lapar, lemas, luka yang sulit sembuh,” ungkapnya.
Selanjutnya, perencanaan makan. Jadwal makan, menurutnya wajib teratur, porsi sedang, mengurangi karbohidrat & menghindari gula. Kemudian, akivitas fisik & olahraga teratur 20-30 mnt per hari.
Pilar selanjutnya yaitu, pengobatan dengan minum obat sesuai anjuran dokter & terakhir pemantauan kadar gula darah minimal sebulan satu kali.
“Maka, perbanyak aktivitas fisik & diet sehat. Caranya, menjaga pola makan & membatasi asupan gula. Gula yang tersembunyi, penting buat mencegah kita agar tidak terkena diabetes ataupun menjaga agar diabetes kita terkontrol,” ucapnya.
►https://jateng.co/hati-hati-obesitas-dapat-jadi-faktor-pemicu-diabetes/